Sumsel berpotensi hujan es, waspadai juga angin kencang

id hujan es,angin kencang,bmkg

Sumsel berpotensi hujan es, waspadai juga angin kencang

Banjir Palembang Sejumlah pengendara menembus genangan air akibat banjir di jalan Kapten A Rivai, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (12/1). Intensitas hujan deras dan disertai angin kencang mengguyur Kota Palembang membuat sejumlah jalan protokol digenangi air. (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan masih memiliki potensi hujan es selama musim hujan yang sedang berlangsung. 

"Secara umum di Indonesia punya potensi terjadi hujan es, termasuk di sumsel juga, karena sifatnya insidentil atau tiba-tiba," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang Nandang Pangaribowo, Rabu. 

Menurutnya hujan es terjadi apabila awan CB (Cumolonimbus) terlalu dekat dengan daratan, buliran es yang disimpan awan tidak tergesek oleh awan panas sehingga tidak sempat mencair dan es langsung jatuh ke bumi. 

Dia menerangkan intensitas pembentukan awan kumolonimbus sendiri cukup signifikan di Sumsel, hujan es lebih kecil kemungkinannya dibanding hujan disertai angin kencang. 

Dijelaskannya lagi, musim hujan kali ini punya kecenderungan hujan disertai angin kencang, terutama wilayah dataran  luas yang patut diwaspadai, seperti pernah terjadi di Jakabaring Palembang beberapa waktu lalu. 

"Awan kumolonimbus sangat mudah melepaskan energi angin, jadi posisi awan CB di atas daratan yang luas justru melancarkan awan untuk melepaskan angin kencang, kalau di daerah perbukitan dia akan terbentur dengan kontur wilayah berbukit, sehingga angin terpecah," ujar Nandang. 

Nandang mengungkapkan di Sumsel musim hujan sudah dimulai sejak Oktober 2018 sampai April 2019, sementara berdasarkan grafik BMKG, karakteristik hujan mengalami pola yang hampir sama dengan tahun lalu yakni curah hujan tinggi di bulan Desember, Januari Maret dan April. 

Selain itu tiap kabupaten kota juga punya curah hujan berbeda, lanjutnya, namun intensitas paling tinggi berada di bagian Sumsel sebelah barat yakni  Lahat, Pagaralam, Tebing Tinggi, Empat lawang, Lubuklinggau sampai OKU Selatan.

"Sebab karakteristik daerahnya perbukitan, dimana curah hujan  diperkirakan akan tinggi, di daerah tersebut terjadi proses pembentukan awan hujan cukup signifikan, meskipun sampai saat ini curah hujan masih kategori normal," tambah Nandang. 

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Iriansyah  mengatakan pemerintah  kondisi saat ini masih normal sehingga belum perlu penetapan status siaga. 

"Kami menilai kondisi masih normal, untuk menetapkan status darurat juga harus menunggu laporan dari kabupaten dulu, ya tapi kami tetap siaga setiap saat,mengingat ancaman banjir,angin puting beliung dan bencana lainnya bisa saja terjadi kapanpun,” kata Iriansyah 

Dia mencontohkan beberapa potensi bencana alam di musim hujan seperti banjir dan angin puting beliung di daerah Banyuasin, PALI, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Palembang, sedangkan tanah longsor potensinya di kabupaten OKU Selatan, Lubuklinggau, Empat Lawang, Lahat, Musi Rawas, PALI serta Muaraenim.