94 prasasti logam Kerajaan Melayu ditemukan di Sumbagsel

id Prasasti,Logam,Kerajaan sriwijaya

94 prasasti logam Kerajaan Melayu ditemukan di Sumbagsel

Ketua Tim Peneliti Balai Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andhifani (ANTARA News Sumsel/Kiki Wulandari/Erwin Matondang/18)

....Prasasti ini kebanyakan ditemukan di dasar aliran Sungai Batanghari Jambi dan Sungai Musi Sumsel oleh para penambang pasir....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Peneliti Balai Arkeologi Sumatra Selatan menemukan 94 prasasti yang terbuat dari logam di tiga provinsi.

Tiga lokasi tersebut yakni Kabupaten Bangka Barat, provinsi Bangka Belitung, Kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi, serta di Kota Palembang dan kawasan pesisir timur Sumsel.

Ketua Tim Peneliti Balai Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, secara rinci pihaknya menemukan 11 prasasti di Bangka Barat, 61 prasasti di Muaro Jambi, tiga di pesisir timur Sumsel serta 19 prasasti di Palembang dari penelitian yang dilakukan sejak 2 November 2018 lalu.

"Prasasti ini kebanyakan ditemukan di dasar aliran Sungai Batanghari Jambi dan Sungai Musi Sumsel oleh para penambang pasir. Dari situ dibawa ke Museum Timah Muntok Bangka Barat, Komunitas Padmasana Jambi, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, dan sejumlah kolektor," ujarnya. 

Pesatnya penemuan prasasti logam, mulai terjadi sejak dua tahun lalu tepatnya saat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di pesisir timur Sumsel. Saat itu banyak warga yang menemukan prasasti logam, namun hanya dilebur untuk dijadikan bandul pancing atau menjualnya dengan harga murah.

Berdasarkan hasil penelitian sementara, Wahyu mengungkapkan, tulisan di prasasti tersebut menggunakan aksara Sumatra Kuno, yakni melayu kuno, proto ulu (masa peralihan aksara melayu kuno menuju ulu), dan aksara ulu. Adapun bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu Kuno.

Prasasti tersebut diperkirakan ditulis saat zaman Kerajaan Melayu abad 13-14 Masehi pada masa kepemimpinan Adityawarman. Penemuan prasasti ini membuktikan berkembangnya budaya literasi di kalangan masyarakat akar rumput Sumbagsel.

"Metode penulisannya beda-beda, tergantung mediumnya. Untuk prasasti yang timah dan emas, aksara ditukiskan menggunakan goresan benda tajam. Sementata prasasti perunggu menggunakan titik-titik yang membentuk aksara. Ini menangkis fakta catatan zaman kolonial Belanda yang menyatakan bahwa timah baru ditemukan pada abad ke 17. Bahkan kemungkinan timah sudah digunakan sebelum abad 13, pada zaman kerajaan Sriwijaya abad ke 8-10,” ujar Wahyu.

Wahyu berujar, dari hasil penelitian, pesan tulisan di prasasti sebagian besar berisikan mantra oleh dukun untuk keselamatan warga dalam menjalankan pekerjaannya. Atau juga kemungkinan ditulis oleh warga berdasarkan petuah para biksu.

"Itu belum pasti karena kami masih melakukan penelitian dan kajian lanjutan,” kata dia.

Hasil penemuan ini adalah satu dari delapan penelitian yang dilakukan sepanjang 2018. Selain prasasti logam, juga ditemukan sejumlah benda bersejarah lain seperti bagian kapal yang diduga berasal dari zaman pra Sriwijaya di abad ke II.

Temuan-temuan arkeologi ini Ini akan menjadi data untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.