Ma'ruf Amin : Beda capres tak perlu bertengkar

id Ma'ruf Amin,cawapres,pilpres 2019,jokowi,prabowo

Ma'ruf Amin : Beda capres tak perlu bertengkar

Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin. (Foto: Istimewa)

Medan (ANTARA News Sumsel) - Calon Wakil Presiden Prof KH Ma'ruf Amin menyebutkan berbeda pandangan politik tidak harus membuat perpecahan, melainkan harus tetap jadi penyemangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini sudah terbina dengan baik.
     
"Berbeda capres tidak perlu bertengkar. Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan kepada kita untuk saling mencintai. Bagimu capres mu, bagi kami capres kami. Beda capres tapi kita harus tetap saling toleransi," katanya saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriah, di Medan, Selasa.

Ia mengatakan, bangsa ini adalah bangsa yang besar yang semuanya saling berkaitan dalam berbagai perbedaan, namun perbedaan tersebut selama ini justru sudah menjadi harmoni yang terbina dengan baik dengan menjunjung tinggi rasa toleransi.

Ibarat tubuh, kata dia, kalau satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubun yang lain juga akan merasakan sakit, demikian juga dengan bangsa ini meski berbeda suku, agama namun tetap saling menjaga, saling menyayangi dan saling melindungi satu sama lain.

"Kita kembangkan terus ukhuwah Islamiah, karena saudara sesama bangsa dan negara serta sesama umat manusia. Kita diciptakan Allah yang saling berpasangan dan berkembang menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling menyayangi. Mudah-mudahan itu tetap bisa kita jaga selamanya," katanya.

"Sesuatu bisa rukun kalau dibangin diatas saling pengertian.Kalau saling pengertian, jangankan benar, salah pun bisa dimengerti. Jangan dibalik, jangan saling menyalahkan. Kalau kita saling menyalahkan, tentunya tidak baik untuk kita semua," katanya.

Terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ia mengatakan Muhammad adalah tokoh perubahan yang tiada di dunia, karena hanya dalam waktu 23 tahun dia mampu merubah masyarakat Arab dari zaman zahiliyah ke zaman kebaikan.

"Padahal sebelumnya masyarakat disana tidak tahu mana baik mana buruk. Mereka dirubah menjadi masyarakat yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk. 

"Rasulullah melakukan itu dengan santun tanpa kekerasan sehingga yang diajak merasa diperlakukan dengan hirmat. Nah itu lah yang harus kita contoh. Mari saling nasehat menasehati, jangan saling memaki. Mari saling merangkul, bukan memukul," katanya.