Literasi kunci tangkal berita bohong

id literasi,hoax,berita bohong,aspikom

Literasi kunci tangkal berita bohong

Anti Hoax. (ANTARA)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Literasi media menjadi kunci paling penting menangkal berita bohong atau hoax, kata Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia (ASPIKOM), Heri Budianto. 

"ASPIKOM konsen sekali dengan fenomena hoax-hoax, terutama hoax politik, dalam hal ini harus ada implementasi dunia perguruan tinggi, kami sendiri punya beberapa program, salah satunya literasi media, karena kuncinya literasi itu," ujar Heri kepada Antara News Sumsel usai pembukaan Konfrensi Internasional Pendidikan Komunikasi di Palembang, Senin. 

Literasi media menurutnya, diawali dari lingkungan kampus dengan menargetkan mahasiswa agar mengenali gejala-gejala hox, kemudian ikut mengedukasi masyarakat meningkatkan literasi melek media ditengah suburnya penyebaran hoax. 

Penting diperhatikan bagaimana perilaku masyarakat saat menerima sebuah informasi terhadap sikap memutuskan, apakah informasi/berita tersebut langsung disebarkan atau dicari tahu sumbernya, sikap memutuskan erat kaitanya dengan seberapa melek masyarakat dengan media sosial. 

Selain literasi media di lingkungan masyarakat, ASPIKOM juga memaksimalkan riset/kajian para praktisi atau dosen baik berbentuk jurnal maupun buku terkait penangkalan hoax, sebab sejatinya antisipasi hoax masih tanggung jawab dunia pendidikan tinggi. 

"Secara umum hoax adalah tantangan semua lapisan masyarakat, namun bagi pendidikan tinggi, literasi menangkal hoax merupakan sebuah tanggung jawab, kami yakin jika masyarakat semakin cerdas bermedia maka hoax akan terhenti di tahun-tahun berikutnya," jelasnya.
 
Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia (ASPIKOM), Heri Budianto. (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)


Dia menerangkan saat ini edukasi literasi media di dunia pendidikan tinggi masih bergerak masiv, meskipun sudah masuk era disrupsi, belum ada kemungkinan konsen hoax dijadikan kurikulum. 

"Kalau hoax semakin mencuat di era disrupsi, baru ada kemungkinan diimpelementasikan dalam skema kurikulum, kalau sekarang fokusnya baru edukasi literasi media melalui fungsi nomor tiga perguruan tinggi, yakni pengabdian," tambahnya.

Saat ini ASPIKOM sudah merangkul 139 univeristas di Indonesia mengembangkan kemampuan mahasiswanya dalam menghasilkan lulusan berkompeten dan handal di bidang komunikasi, terutama menjadi agen penangkal hoax.