PDAM Tirta Musi kembangkan SPAM

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang berencana mengembangkan lima Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) baru sebagai upaya mengatasi distribusi air ke pelanggan yang masih minus.

"Distribusi air kita masih minus 349 liter per detik. Pada Tahun 2019 akan dimulai pembangunan SPAM baru untuk mengatasi minus tersebut," ujar Direktur PDAM Tirta Musi Andi Wijaya, Senin. 

Dikatakannya, saat ini PDAM Tirta Musi memiliki 3 intake, 6 unit IPA, dan 7 booster. Total kapasitas produksi yang dihasilkan fasilitas yang ada yaitu 3.845 liter per detik.

Sementara dengan jumlah pelanggan 279.674 sambungan yang ada saat ini , dibutuhkan distribusi air sebanyak 4.194 liter per detik. 

Pada Tahun 2019, PDAM Tirta Musi melalui sumber pembiayaan sendiri serta dibantu APBD dan APBN, berencana membangun SPAM Ogan 2, SPAM Poligon 2, dan Karang Anyar 2.

Sementara dengan skema pembiayaan multi years tahun anggaran 2019-2022 akan dibangun SPAM Gandus, serta SPAM Borang 2 di tahun anggaran 2021-2022. 

Keseluruhan proyek pembangunan SPAM tersebut membutuhkan dana sebesar Rp690.962.197.397, alokasi dana terbesar untuk pembangunan SPAM Gandus.

Dengan penambahan SPAM tersebut diperkirakan pada Tahun 2023 PDAM akan mampu memenuhi 380.640 sambungan. 

"Dengan penambahan tersebut diharapkan PDAM Tirta Musi akan semakin mendekati target 100 persen pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Palembang," ungkapnya. 

Sementara itu Walikota Palembang Harnojoyo meapresiasi keberhasilan PDAM Tirta Musi dalam menekan kebocoran air hingga 18,3 persen. Menurutnya, hal ini berada di bawah loss nasional yang mencapai 22 persen.

Dirinya berharap PDAM dapat terus menekan angka kebocoran tersebut.

"Dengan dibangunnya SPAM tersebut, harapannya pasokan air ke masyarakat bisa surplus, dan bahkan dapat juga melayani kebutuhan masyarakat sekitar Palembang," ujar Harnojoyo. 

Pada kesempatan itu, Walikota Palembang mengingatkan jajaran direksi PDAM Tirta Musi agar mulai memikirkan cadangan sumber air baku alternatif selain Sungai Musi. Salah satu opsinya adalah dengan membangun waduk seluas 100 hektar. 

"Berkaca dengan daerah lain di Kalimantan, bila air baku Sungai Musi tak bisa dimanfaatkan khususnya saat kemarau, waduk bisa menjadi solusi pemenuhan air baku minimal selama 6 bulan," kata Harno.