Bisnis pembiayaan mobil di Palembang masih menggeliat

id Bisnis pembiayaan mobil,kredit nobil,berita sumsel,PT Mandiri Tunas Finance,berita palembang,antara palembang

Bisnis pembiayaan mobil di Palembang masih menggeliat

Ilustrasi. (ANTARA)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Bisnis pembiayaan mobil baru di Palembang masih menggeliat meskipun terjadi fluktuasi harga komoditas karet dan batu bara yang selama ini menjadi penggerak ekonomi di daerah tersebut.

Kepala Region II PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Dadan S di Palembang, Jumat, mengatakan perusahaan mencatat bisnis pembiayaan yang didominasi untuk mobil baru yang disalurkan pihaknya sudah tumbuh 18 persen dibanding tahun lalu.

Tahun ini kami bisa membiayai hampir Rp600 miliar sementara tahun sebelumnya sekitar Rp505 miliar, kata dia.

Dadan mengatakan pembiayaan untuk mobil baru di wilayah Palembang bisa mencapai 400 unit hingga 500 unit per bulan. Menurut dia, perusahaan menerapkan berbagai strategi untuk meraih pangsa pasar pembiayaan kendaraan bermotor di Palembang.

Selain rutin menggelar agenda seperti pameran, MTF juga memanfaatkan kerjasama dengan induk perusahaan, yakni Bank Mandiri untuk menggaet nasabah perbankan tersebut dalam pembiayaan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Kerja sama dengan Mandiri cukup erat, produk Mandiri bisa berkontribusi 30 persen terhadap penjualan kami secara regional atau 5 provinsi di Sumatra Bagian Selatan, kata dia.

Sementara secara portofolio perusahaan, regional Sumbagsel yang mencakup Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Lampung dan Bengkulu menyumbang 10 persen terhadap capaian pembiayaan perusahaan secara nasional.

Sementara itu Direktur Marketing dan Sales MTF, Harjanto Tjitohardjojo, mengatakan pihaknya mematok target pembiayaan senilai Rp25 triliun hingga akhir tahun.

Kami yakin target tersebut tercapai apalagi dengan dukungan dari daerah-daerah, seperti di Palembang, kata dia.

Berdasarkan catatan perusahaan, hingga kini MTF sudah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp22 triliun di mana Rp21 triliun merupakan pembiayaan konvensional dan Rp1 triliun melalui skema syariah.

Harjanto menambahkan terjadi tren pertumbuhan signifikan untuk pembiayaan secara syariah, di mana tahun lalu hanya Rp200 miliar atau melonjak 400 persen dengan menggandeng Bank Syariah Mandiri.