Polda Sumsel minta keterangan ahli usut kebakaran hutan

id kabid humas polda,humas polda,kapolda,karhutla,kebakaran hutan,kasus karhutla

Polda Sumsel minta keterangan ahli usut kebakaran hutan

Dokumen - Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Slamet Widodo saat acara silaturahmi dengan wartawan unit Polda. (ANTARA News Sumsel/Yudi Abdullah/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan berupaya meminta keterangan sejumlah saksi ahli untuk melengkapi berkas pengusutan tujuh kasus kebakaran hutan dan lahan yang ditangani selama musim kemarau 2018 ini.

Pengusutan tujuh kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ditangani sekarang ini hampir selesai, dan kini masih dalam proses melengkapi berkas dengan keterangan saksi ahli, kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Slamet Widodo ketika melakukan pertemuan bulanan dengan wartawan Unit Polda, di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, pihaknya berupaya mengusut tuntas kasus karhutla yang melibatkan dua perusahaan perkebunan swasta dan lima masyarakat yang terbukti melakukan pembakaran lahan, serta menyebabkan kabut asap pada musim kemarau tahun ini. 

Pengusutan kasus kebakaran hutan dan lahan memerlukan data, bukti, dan keterangan saksi ahli, dengan berkas yang lengkap diharapkan tersangkanya tidak bisa terbebas dari jeratan hukum. 

"Siapa pun yang terbukti membakar untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum, karena tindakan tersebut dapat menimbulkan kabut asap yang mengakibatkan gangguan kesehatan dan aktivitas masyarakat," ujarnya pula.

Dia menjelaskan, dengan pengusutan tuntas diharapkan dapat memberikan efek jera bagi tersangka dan bisa memberikan peringatan kepada perusahaan perkebunan dan petani/masyarakat lainnya agar menjaga lahannya dan tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan dan hutan.? ?

Pihak perusahaan dan masyarakat diingatkan tidak melakukan aksi pembakaran untuk membuka kebun baru dan membersihkan lahan dari sisa panen yang biasa dilakukan selama ini pada setiap musim kemarau.

Dampak pembakaran itu selain menimbulkan masalah di daerah ini, juga sering dikeluhkan masyarakat internasional, karena asapnya mengganggu kesehatan dan aktivitas penerbangan, kata Kombes Widodo.