Pemerintah tawarkan insentif penerbangan Kamboja-Indonesia

id Insentif,penerbangan,Indonesia,Kamboja

Pemerintah tawarkan insentif penerbangan Kamboja-Indonesia

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Masruroh menyerahkan cenderamata kepada Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Sudirman Haseng disaksikan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan dan Wisata (Asita) Kamboja Chhay Sivlin dan Deputi Direktur Urusan Pariwisata Kementerian Pariwisata Kamboja, Hui Seilla di Hotel Raffles le Royal Phnom Penh, Jumat (12/10/2018). (ANTARA/Agus Salim)

....Kita terus berupaya supaya ada "direct flight"....
Phnom Penh, Kamboja (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah menawarkan pemberian insentif kepada maskapai yang mau melayani penerbangan langsung Kamboja-Indonesia untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia dan sebaliknya.

"Kita terus berupaya supaya ada `direct flight` misalnya dengan kerja sama dengan maskapai, siapa yang mau `support` untuk ke Indonesia, bahkan sampai dengan `support cash` insentif pun kita kasih, kalau ada yang mau `direct` ke Indonesia," kata Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Masruroh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat malam.

Ia menyebutkan tidak adanya penerbangan langsung Kamboja-Indonesia menjadi kendala bagi peningkatan jumlah wisatawan dari Kamboja ke Indonesia.

Di sela acara misi penjualan 10 destinasi unggulan Indonesia di Hotel Raffles le Royal, Masruroh mengatakan upaya mendorong adanya penerbangan langsung dimulai dari penawaran promosi bersama sampai dengan insentif dana kas kalau mau terbang ke Indonesia.

Ia menyebutkan penerbangan langsung itu bisa dalam bentuk carter maupun reguler.

Jumlah wisatawan Kamboja ke Indonesia pada 2017 hanya naik dua persen dari sekitar 5.000 pada 2016 menjadi 6.000-an.

Sementara jumlah wisatawan Indonesia ke Kamboja mencapai 49.000 orang wisatawan atau naik hampir 10 persen dibanding 2016 yang mencapai 48.000 orang.

Masruroh menyebutkan wisatawan Kamboja selama ini kurang mendapat perhatian khusus, padahal kalau mau berupaya lebih keras bisa mendapat banyak tambahan jumlah wisman.

"Karena kita punya banyak kesamaan akar budaya yang diperkaya misalnya kita punya temple yang lebih besar daripada di sini, juga banyak objek wisata lain yang laku dijual di Kamboja," katanya.

Menurut dia, untuk menyiasati belum adanya penerbangan langsung, pemerintah menjajaki pemanfaatan Singapura sebagai pengumpul (hub).

"Jadi orang Kamboja yang ke Singapura sudah banyak, nah dari situ bisa kita tarik supaya jangan ke Singapura kemudian balik Kamboja tapi dari Singapura terus ke Indonesia," katanya.

Menurut dia, Indonesia bisa menawarkan destinasi-destinasi wisata yang terjangkau seperti Batam dan Bintan. Saat ini sudah ada beberapa yang datang ke Bintan dan Jakarta, karena dari Singapura ke Indonesia bisa dilakukan dengan mudah.

"Banyak sekali pesawat dari sana, ke Batam Bintan juga bisa lewat ferry," katanya.

Menurut dia, minat wisatawan Kamboja ke Indonesia umumnya adalah kultural karena memang punya kesamaan kepercayaan yang terlihat dari kesamaan candi.

Menurut dia, wisatawan Kamboja juga suka belanja dan Indonesia sudah memiliki banyak tempat belanja.

"Mereka juga suka traditional think seperti souvenir dan yang lebih menantang ternyata anak anak mudanya suka selfie. Itu pasar tersendiri," katanya.