Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menginginkan berbagai pihak dapat mengerahkan segenap upaya untuk menghentikan penggunaan alat tangkap ikan yang merusak lingkungan laut dan kawasan perairan nasional.
Menteri Susi dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu, menyatakan, laut dan sumber daya alam di dalamnya dapat dijaga dengan berhenti menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan dan berhenti mencemari laut dengan bahan kimia berbahaya (bom, potassium, dan dinamit).
Untuk itu, Menteri juga meminta agar kepolisian setempat menindak tegas perilaku-perilaku melanggar tersebut.
Dia meminta kebijakan pemda dalam pengelolaan laut dan sumberdayanya melalui regulasi atau aturan tegas yang berkekuatan hukum, seperti peraturan daerah(Perda).
Ia menambahkan, bahwa semua orang berhak untuk mempertahankan mata pencahariannya, apalagi jika sumber pencaharian itu berupa ekosistem. "Namun tidak boleh ada kekerasan, pelakunya diamankan saja," tutur Menteri.
Ia mencontohkan bagaimana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)menindak tegas para pelaku penangkapanikan ilegal melalui proses hukum tanpa melakukan kekerasan terhadap nahkoda, awak kapal maupun pemiliknya.
Sebelumnya, KKP menyatakan produktivitas sektor perikanan berpotensi untuk terus menurun akibat semakin banyaknya sampah plastik masuk ke kawasan perairan nasional.
"Produktivitas perikanan dapat menurun dan implikasi dari mikroplastik bisa masuk ke jejaring makanan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP, Moh. Abduh Nurdihajat.
Ia memaparkan, menjelang penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018, KKP juga menggelar Gerakan Bersih Pantai dan Laut seperti di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu (3/10).
Kegiatan bersih pantai tersebut dilakukan dengan mengumpulkan sampah-sampah di pesisir pantai, terutama sampah plastik untuk kemudian ditimbang.
Dalam kegiatan tersebut, lebih dari 1 ton sampah terkumpul, yakni tepatnya 1.007,54 Kg. Sampah-sampah tersebut selanjutnya akan dikirim ke tempat pengolahan sampah di Manggarai Barat.
"Sampah plastik telah menjadi ancaman yang serius. Tidak hanya sampah yang berasal dari daratan Labuan Bajo, tapi juga sampah dari pelayaran laut dan yang terbawa arus serta dari pulau-pulau kecil sekitar Komodo," ujar Abduh.
Abduh menambahkan, jika sampah plastik ini tidak dikendalikan atau dikelola dengan baik, maka terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan dimakan oleh plankton serta ikan.
Berita Terkait
Ganjar Pranowo siap tenggelamkan kapal asing yang mencuri di laut Indonesia
Selasa, 9 Januari 2024 15:49 Wib
Susi Pudjiastuti: Penyanderaan pilot sebabkan masyarakat Papua kehilangan pemenuhan hak
Rabu, 1 Maret 2023 13:42 Wib
Susi Pudjiastuti ajak ubah gaya hidup dan berpartisipasi memilah sampah
Sabtu, 30 Juli 2022 10:48 Wib
Susi Pudjiastuti beri penjelasan terkait Ivermectin sesuai anjuran dokter
Selasa, 29 Juni 2021 21:41 Wib
Susi Pudjiastuti ingin benih lobster selalu dilindungi dan tak diekspor
Jumat, 24 Juli 2020 6:58 Wib
DK PWI kecam pihak yang melecehkan kredibilitas wartawan dan media
Selasa, 14 Juli 2020 9:54 Wib
Susi Pudjiastuti : Terus tegakkan hukum terhadap pencuri ikan
Senin, 6 Januari 2020 12:31 Wib
Iskindo: Susi Pudjiastuti bisa bantu benahi BUMN
Selasa, 26 November 2019 13:20 Wib