Madiun (ANTARA News Sumsel) - Setidaknya 200 insinyur (ahli mesin) muda berusia di bawah 30 tahun menjadi tulang punggung perusahan pembuatan kereta dalam negeri PT INKA yang hingga kini masih eksis sebagai satu-satunya perusahaan manufaktur kereta di Asia Tenggara.
Direktur utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro di Madiun, Jawa Timur, Selasa, mengatakan keterlibatan anak-anak muda ini menjadi sesuatu yang membanggakan karena berkat hadirnya mereka ini membuat INKA mampu menjajal pasar Asia, bahkan mensejajarkan Indonesia dengan China.
PT INKA sejauh ini sudah mengekspor trainset ke Banglades berupa 450 gerbong kereta api penumpang, kemudian ke Philifina berupa tiga lokomotif dan enam KRD. Saat ini, INKA juga menerima permintaan dari Thailand, namun masih proses negosiasi untuk pembuatan 50 lokomotif.
Sebelumnya sudah menembus pasar Thailand, Singapura, Malaysia dan Australia.
"Dalam pembuatan kereta itu, biayanya sekitar 50 persen itu untuk pembuatan desain. Nah, ini yang buat desainnya justru anak bangsa sendiri yang dibayarnya pakai rupiah. Coba bayangkan jika yang buat tenaga kerja asing, maka biaya pembuatan bakal mahal," kata Budi.
Di sela-sela kunjungan ke pabrik INKA di Madiun, Budi mengatakan saat ini INKA mengdepankan enginer-enginer muda untuk membuat desain kereta demi lahirnya desain dengan sentuhan "kekinian". Anak-anak muda ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi dalam negeri, tapi ada juga beberapa yang lulusan universitas di luar negeri seperti dari Jepang.
"Kami ada memakai jasa expert (ahli) dari Eropa, tapi cuma dua hingga tiga orang saja, selebihnya putra-putra terbaik kita semua," kata Budi.
Ia mengatakan karya anak bangsa ini pun telah dibuktikan dengan berhasil membuat trainset LRT Palembang yang sukses beroperasi saat Asian Games XVIII pada Agustus 2018.
"Persentase pangsa pasar saat ini masih 40 persen luar negeri dan 60 persen dalam negeri, ke depan akan dibalik karena kami menyakini pasar dalam negeri bakal jenuh. Rencana ke depan, kami akan membidik pasar Afrika dan Amerika Latin," kata dia.
Keberanian ini lantaran produk kereta buatan INKA ini sudah dianggap sejajar dengan buatan China. Namun untuk Jepang dan Korea, Budi tak menyangkal masih lebih baik dari Indonesia karena sudah lebih dahulu merambah bisnis ini. Namun, Indonesia tetap bisa menyalip karena produk Jepang dan Korea ini tergolong mahal sehingga hanya cocok untuk negara-negara maju di Eropa.
Untuk itu, ia memperkirakan peluang Indonesia sangat terbuka untuk memenangkan persaingan pasar, apalagi pada 2020 menargetkan untuk konten lokal mesinnya sudah bisa meningkat menjadi 80 persen dari 40 persen.
"Untuk body luar kereta sudah bisa 80 persen, tinggal mesinnya saja. Tapi dengan adanya rencana Kementerian BUMN akan dibuat di dalam negeri juga oleh Barata dan Pindad, ini menjadi suatu angin segar," kata dia.
Berita Terkait
MU lirik eksekutif Southampton isi jabatan direktur olahraga
Selasa, 2 April 2024 16:10 Wib
Kejar bandar narkoba di laut, Polairud didukung peralatan IT lengkap
Rabu, 20 Maret 2024 11:36 Wib
BRI rombak jajaran direksi dan komisaris
Jumat, 1 Maret 2024 20:24 Wib
LKBN ANTARA sabet dua Top Digital Awards 2023
Selasa, 5 Desember 2023 0:56 Wib
Direktur Gratifikasi KPK diperiksa penyidikdi Bareskrim
Rabu, 15 November 2023 9:52 Wib
WOM Finance Terus Catatkan Kinerja Positif
Selasa, 31 Oktober 2023 13:11 Wib
Beberapa petugas terluka akibatricuh di depan kantor BP Batam
Senin, 11 September 2023 14:16 Wib
Kurir narkoba diringkus, dua anggota dewan ikut terjerat
Kamis, 3 Agustus 2023 8:26 Wib