Himpunan haji- umrah tolak sistem biometrik visa umrah

id paspor haji,Asosiasi Travel Umrah dan Haji Khusus,sistem visa umrah,berita sumsel,berita palembang,berita antara,haji

Himpunan haji- umrah tolak sistem biometrik visa umrah

Arsip- Beberapa orang Jamaah Calon Haji (JCH) melewati tumpukan paspor yang akan dibagikan. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Himpunan Penyelengara Haji dan Umrah menolak atas aturan baru sistem visa umrah (Visa Fasilitating Service/VFS) biometrik (perekaman sidik jari dan wajah) bagi pemohon visa umrah dan haji dari Indonesia yang diresmikan oleh Kedutaan Arab Saudi.

Ketua Perhimpunan Asosiasi Travel Umrah dan Haji Khusus (PATUH) Fuad Hasan Masyhur, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta Selasa, menjelaskan, pihaknya menolak atas kebijakan yang diterapkan Kedutaan Arab Saudi, yakni aturan biometrik untuk pengajuan visa umrah melalui VFS.

"Kami menolak atas aturan biometrik VFS. Sebagaimana kita ketahui bersama, jamaah yang akan melaksanakan umrah dan haji bukan dalam satu hari, tapi itu ribuan, walapun VFS menyiapkan beberapa titik di Indonesia," kata Fuad.

Menurut dia, penggunaan sistem biometrik tidak sesederhana apa yang dibayangkan. Apalagi, setiap harinya ada sekitar lima ribuan jamaah yang melakukan pengurusan visa haji dan umrah.

Ketua DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji & Umroh Republik Indonesia (Amphuri), Joko Asmoro menilai, kebijakan tersebut bisa memberatkan calon jamaah umrah asal Indonesia jika ditinjau dari berbagai aspek termasuk kondisi geografis Indonesia.

"Pengurusan visa secara biometrik itu untuk orang-orang yang tinggal di kota. Itu tidak bisa disamakan dengan kita di Indonesia, karena kondisi geografis kita," kata Joko.

Dirinya juga menilai fasilitas yang disiapkan di kantor cabang VFS Tasheel belum menjamin proses pengurusan akan cepat, meski secara teknis per satu orang hanya membutuhkan waktu antara tiga hingga empat menit.

Terhitung pada Rabu (24/10) mendatang, semua pengajuan visa ke Arab Saudi harus menyertakan rekam biometrik. Nantinya, ada sekitar 34 VFS yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.