Edukasi kunci tingkatkan konsumsi sayuran di Indonesia

id sayur,konsumsi sayur indonesia,makanan sayuran,kebiasaan memakan sayur,berita sumsel,berita palembang,berita antara

Edukasi kunci tingkatkan konsumsi sayuran di Indonesia

Sayur. (pixabay.com)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Direktur Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology SEAFAST Center, LPPM-IPB, Prof Dr Nuri Andarwulan mengatakan edukasi kepada masyarakat adalah kunci peningkatan konsumsi sayuran di Indonesia, yang kondisinya saat ini masih rendah.

"Padahal untuk bertanam sayuran itu bukanlah hal yang sulit bisa dilakukan di lahan sempit sekalipun, dengan demikian persoalan pasokan seharusnya bukan lagi menjadi kendala," kata Nuri saat dihubungi, Kamis, terkait masih rendahnya konsumsi sayuran di Indonesia.

Data menunjukkan konsumsi sayuran dan buah-buahan di Indonesia baru mencapai 180 gram per kapita per hari, masih jauh dari standar organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 400 gram per kapita per hari.

Nuri mengatakan distribusi masih menjadi kendala dan penyebab konsumsi sayuran di Indonesia masih rendah. Hal itu membuat harga sayuran menjadi mahal bila sudah keluar dari sentra produksi.

"Kalau harganya mahal maka masyarakat akan lebih memprioritaskan kebutuhan karbohidrat terlebih dahulu sebagai sumber energi dalam hal ini beras, padahal sayuran tersebut sangat penting sebagai sumber serat pangan, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan," ujar Nuri.

Nuri menjelaskan untuk kawasan perkotaan karena harga sewa lahan sudah demikian mahal, maka solusinya adalah bertanam sendiri di lahan terbatas untuk memenuhi kebutuhan sayuran. Untuk mencapai hal itu membutuhkan edukasi agar masyarakat sadar pentingnya mengkonsumsi sayuran.

"Untuk mengedukasi masyarakat bukan tugas dari Kementerian Pertanian saja mengingat mereka saat ini sedang fokus kepada upaya-upaya mendorong swasembada pangan melalui program Pajale (Padi, Kacang, Kedelai), program konsumsi sayuran sebaiknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan, seperti halnya program makan ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," ujar Nuri.

Nuri mengatakan soal edukasi ini tidak perlu jauh-jauh pernah ada studi di salah satu desa di Bogor Barat kesadaran ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan tambahan yang akan memberikan manfaat kepada tubuhnya masih rendah, karena mereka menganggap tidak akan mempengaruhi kesehatan bayi yang dikandungnya.

Nuri mengusulkan agar dana desa dapat dimanfaatkan untuk program bertanam sayuran dan buah-buahan untuk menjaga ketersediaan komoditi tersebut di pasar.

Nuri menjelaskan bagi orang dewasa membutuhkan 2.200 kalori sebanyak 50-55 persen berasal karbohidrat, 30-35 persen lemak, sedangkan sisanya dari protein. Sedangkan sayuran dan buah-buahan di luar itu merupakan vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan serat pangan yang bermanfaat bagi kesehatan saluran pencernaan.

Konsumsi sayuran dan buah yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dengan munculnya berbagai penyakit degeneratif, obesitas, kardiovaskular, dan diabetes.