Masyarakat diminta pahami kerja pemadam kebakaran

id pemadam kebakaran,kebakaran rumah,PBK,PBK Palembang,pemkot palembang

Masyarakat diminta pahami kerja pemadam kebakaran

Ilustrasi (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18/)

....Seperti yang pernah terjadi di lokasi kebakaran Alang-Alang Lebar, dimana korban kebakaran malah adu jotos dengan anggota pemadam karena kesalahpahaman. ....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Palembang meminta masyarakat memahami cara personel pemadam dalam bekerja, terutama menyangkut kecepatan dan ketepatan waktu di jalan raya.

"Kami memang sering menemui hambatan saat menuju lokasi kebakaran, kalau sedang di jalan masih ada masyarakat atau pengendara yang tidak mau mengalah, padahal suara sirine dari mobil pemadam sudah sedemikian kuatnya, perlu diingat bahwa berdasarkan undang-undang mobil pemadam harus di nomor satukan,  setelah itu baru ambulan, mobil penjabat kemudian iring-iringan kelompok," kata Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Palembang Alhidir kepada Antara News Sumsel, Rabu. 

Menurutnya setiap terjadi kebakaran, mobil pemadam harus sampai 15 menit sejak kebakaran bermula, ketangkasan sopir mobil pemadam amat diandalkan dalam bermanuver di jalan Raya, mengingat muatan air di dalam mobil punya pengaruh khusus. 

Mobil pemadam tidak bisa mengerem mendadak langsung berhenti, ketika pedal rem diinjak maka air ribuan liter di dalam mobil ikut bergerak dan mendorong laju mobil ke depan, jadi jika terjadi kecelakaan tentu kerugian tidaklah sedikit, sebab satu unit mobil pemadam harganya paling murah Rp 1 Milyar lebih tergantung jenis, belum lagi kalau ada korban dari pihak masyarakat. 

"Pengendara di Palembang rasanya belum terlalu kooperatif, maka kami berharap masyarakat lebih arif lagi, begitu ada iring-iringan pemadam, berilah jalan," ujar Alhidir. 

Dia menjelaskan selain hambatan di jalan, pihaknya sering menghadapi konflik dengan masyarakat begitu tiba di lokasi kebakaran, tak jarang timbul korban dari pemadam ataupun masyarakat. 

Seperti yang pernah terjadi di lokasi kebakaran Alang-Alang Lebar, dimana korban kebakaran malah adu jotos dengan anggota pemadam karena kesalahpahaman. 

Lalu saat kebakaran di dekat Pasar Kuto, kaca depan mobil pemadam pecah karena masyarakat kesal dan menganggap tim pemadam terlambat datang. 

"Dengan banyaknya konflik yang ada, kami lebih memilih jalan damai, artinya selagi masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan tentu lebih baik, tidak ada lapor-lapor polisi, sebab yang namanya kebakaran memang suasana emosi ikut terbakar," ungkap Alhidir. 

Pihaknya pun meminta kepada masyarakat, jika tim pemadam tiba di lokasi kebakaran, langkah pertama adalah memberi jalan masuk untuk mobil, jangan bertumpuk di jalan, itu justru akan menghalangi. 

Kedua ketika tim pemadam mengeluarkan peralatan, masyarakat tidak perlu ikut nimbrung, biarkan anggota yang mengeluarkan, menyusun, dan menyambungkan selang pemadam, jika sudah ada komando dari pemadam maka barulah masyarakat ikut membantu. 

"Jadi jangan ada masyarakat yang seolah-olah paling tahu, soal menyiapkan alatnya serahkan pada petugas, kalau menyiramnya itu yang harus sama-sama, kami meminta masyarakat percaya dengan kompetensi anggota pemadam," imbuhnya. 

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Palembang,  setidaknya 201 rumah dan bangunan hangus terbakar selama bulan Juli - Agustus 2018 dari 88 kasus, termasuk kebakaran lahan, angka ini terbilang cukup signifikan dipicu musim kemarau yang memuncak Agustus lalu.