LRT terus dikebut, bus air hanya untuk pariwisata

id LRT,Bus air,Kadishub sumsel,Dinas perhubungan

LRT terus dikebut, bus air hanya untuk pariwisata

Masyarakat menikmati perjalanan dengan Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan di Palembang,Sumsel, Rabu (25/7). Selama uji coba pengoperasian LRT Palembang pada 23-31 Juli 2018 Aparatur Sipil Negara dan masyarakat umum dapat mencoba perjalanan berkeliling kota dengan rute Jakabaring-Bandara. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pengerjaan proyek kereta ringan LRT Palembang terus dikebut sampai akhir tahun, meskipun sempat diterpa isu penundaan akibat pelemahan rupiah pekan kemarin.

"LRT tetap harus diteruskan karena tahapnya tinggal penyelesaian stasiun-stasiun lagi sampai Oktober, akhir tahun harapanya semua progres kelar," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Nelson Firdaus, Senin.

Menurutnya pengerjaan stasiun LRT sudah tahap pemasangan tangga naik-turun stasiun, halte integrasi yang digarap Grab juga sudah selesai dan tinggal pemasangan fasilitas pendukung, hanya saja skema integrasi layanan angkutan memang masih belum final di dishub Kota Palembang.

Pihaknya sendiri saat ini tengah mendorong masyarakat agar menyesuaikan diri dengan jadwal baru paska Asian Games, dimana jadwal mungkin akan berubah lagi jika LRT sudah beroperasi penuh, penyesuaian tersebut penting agar masyarakat semakin terbiasa menggunakan LRT.

Sementara Bus air bantuan Kemenhub yang pada Asian Games lalu sudah di fungsikan ternyata hanya digunakan untuk keperluan pariwisata alias by request dan gagal dipakai untuk keperluan penyebrangan umum sehari-hari, hal ini dikarenakan biaya operasional bus air yang cukup tinggi.

"Untuk operasional satu jam saja butuh satu ton bahan bakar, jadi kami sulit dalam mematok tarif penumpang, maka baiknya dibuat by order pariwisata saja dengan paket-paket," ujar Nelson.

Ia menambahkan bus air berkapasitas 20 penumpang tersebut hanya diperbolehkan untuk tujuan rute pariwisata seperti Pulau Kemaro, Masjid Ki Marogan, Kampung Arab, dan Kampung Kapitan, sedangkan spot wisata jarak jauh seperti TN Sembilang harus melihat tinggi permukaan sungai terlebih dahulu.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani mengungkapkan pihaknya bekerjasama dengan Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) dalam mengarahkan wisatawan untuk menggunakan bus air.

"Memang kita tidak bisa memberangkatkan bus air ini sembarangan apalagi kalau tidak ada penumpang, jadi ini sistemnya by request, dan setelah selesai Asian Games kita harapkan turis asing maupun lokal lebih tertarik mengunjungi Palembang sehingga bisa meningkatkan moda perekonomian masyarakat Palembang," jelas Isnaini.