Dinkes Sumsel kebut target 95 persen vaksin rubella

id Dinas kesehatan,Dinkes,Imunisasi,Rubella,Vaksin,Sumsel

Dinkes Sumsel kebut target 95 persen vaksin rubella

Seorang anak dari Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih menangis histeris saat petugas imunisasi campak dan rubella dari Puskesmas Rupit Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara memberikan suntik vaksin, Sabtu (1/9). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan terus mengejar realisasi imunisasi rubella yang saat ini baru mencapai 40 persen dari target 2.239.582 juta jiwa. 

"Kami terus kejar pencapaiannya, setiap hari angka bergerak naik dan saat ini masih di angka 40 persen, beberapa daerah realisasinya sempat lambat namun sudah kami upayakan, terutama dengan sosialisasi fatwa MUI," kata Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nuraini, Sabtu.

Menurutnya rincian realisasi di 17 kabupaten/kota berdasar data terbaru meliputi Musi Rawas sebanyak 107,116 anak, Musi Banyuasin 180,713 anak, Banyuasin 233,213 anak, OKU Selatan 96,457 anak, OKU Tmur 171,788 anak, Ogan Ilir 114,976 anak dan Empat Lawang 68,578 anak dan Palembang 401,792.

Lalu Prabumulih 50,540 anak, Pagar Alam 35,156 anak, Lubuk Linggau 62,174 anak, Muratara 56,079 anak, Pali 58,837 anak, OKU 95,823 anak, OKI  223,687 anak, Muara Enim 175,011 anak dan Lahat 107,642 anak.

Dia menjelaskan pihaknya telah mesosialisasikan urgensi vaksin rubella bersama MUI di daerah agar para masyarakat mau anaknya diimunisasi dan menyadari betul bahaya virus tersebut, dimana fokus  saat ini menyasar rumah sakit, puskesmas, puskesdes, poliklinik, piskes, posyandu serta polindes.

"Bulan Agustus kemarin khusus wilayah sekolah-sekolah jadi yang menolak terpaksa lewat, nah bulan ini target kami menyasar fasilitas kesehatan untuk mengejar target 95 persen di akhir September, karena batas waktu vaksinasi hanya dua bulan saja," ujar Lesty. 

Ia menambahkan capaian 95 persen harus terpenuhi agar terbentuk sistem kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat Sumsel, artinya jika ada anak yang tidak mendapat imunisasi rubella maka akan terlindungi oleh anak yang sudah di imunisasi, jadi jika memang masyarakat peduli dengan lingkungan sudah seharusnya melakukan imunisasi demi masa depan anak. 

Pihaknya berharap tidak ada lagi penolakan dari masyarakat terhadap imunisasi rubella karena MUI sendiri telah mengizinkan imunisasi tersebut atas dasar dharurah atau darurat, selain itu pihaknya tengah gencar mensosialisasikanya kepada remaja usia pranikah. 

"Bahaya rubella juga menyasar ibu-ibu hamil, jika saat hamil sang ibu terkena rubella, maka ancamanya bayi yang dilahirkan kemungkinan menderita kecacatan atau keguguran, ini poin penting kenapa remaja yang ingin menikah harus tahu dulu apa itu rubella serta bahaya-bahayanya," ungkap Lesty.