Imunisasi MR di kampung Suku Anak Dalam

id Suku anak dalam,SAD,Imunisasi mr,Vaksin MR

Imunisasi MR di kampung Suku Anak Dalam

Seorang anak dari Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih menangis histeris saat petugas imunisasi campak dan rubella dari Puskesmas Rupit Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara memberikan suntik vaksin, Sabtu (1/9). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

....kami kasih arahan kepada ibu-ibunya, biar mereka mengerti manfaatnya....
Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Matahari terlihat cerah di pagi itu, begitu juga semangat petugas imunisasi Measles Rubella (MR) semakin menggelora untuk berangkat ke kampung Suku Anak Dalam guna memberikan vaksin kepada anak-anak di sana.

Petugas imunisasi MR dari Puskesmas Rupit Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), berjumlah enam orang, yakni Koko Putra, Riani Novitasari, Deprisa Valentin, Rahmi, Oki Alexander, dan Vika Priansah.

Mereka berangkat menggunakan mobil berplat merah dan langsung menuju kampung Suku Anak Dalam yang berada di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumsel.

Untuk menuju ke sana memang tidak memerlukan waktu lama, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat ibukota Kabupaten Muratara, diperkirakan sekitar 7 kilometer saja.

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang selama 30 menit, akhirnya petugas imunisasi MR tiba di kampung Suku Anak Dalam, Desa Sungai Jernih.

Pemberian vaksin MR kepada anak-anak Suku Anak Dalam dipusatkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam, mengingat imunisasi MR periode Agustus 2018 difokuskan pada pelajar sekolah mulai dari jenjang PAUD hingga SMP sederajat.

"Sewaktu kami datang, anak-anak Suku Anak Dalam menyambut kami dengan gembira, mereka kelihatan riang sekali dengan kedatangan kami," kata petugas imunisasi MR, Koko Putra kepada ANTARA News Sumsel, Sabtu (1/9).

Bahkan kata dia, orang tua ataupun wali murid dari anak-anak Suku Anak Dalam pun antusias mendampingi anaknya untuk diberikan vaksin campak dan rubella dari petugas imunisasi MR.

"Mereka antusias sekali, ibu-ibunya berbondong-bondong datang ke sekolah untuk mendampingi anaknya disuntik vaksin," ujarnya.

Koko mengatakan, sebelum dilakukan pemberian vaksin MR kepada anak-anak Suku Anak Dalam, terlebih dahulu pihaknya memberikan penjelasan tentang apa itu vaksin MR serta tujuan dan manfaatnya.

"Tahap pertama kami berikan penyuluhan dulu tentang kegiatan MR ini, kami kasih arahan kepada ibu-ibunya, biar mereka mengerti manfaatnya," kata dia.

 
Pelaksanaan imunisasi pemberian vaksin Measles Rubella (MR) kepada anak-anak dari Suku Anak Dalam yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

Selain di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, petugas imunisasi MR juga mendatangi rumah-rumah Suku Anak Dalam untuk memberikan vaksin MR kepada anak-anak mereka.

"Rencananya beberapa minggu kedepan kami akan kembali mengunjungi kampung Suku Anak Dalam ini untuk memberikan makanan tambahan dan juga vitamin kepada anak-anak di sini," katanya.

Menurut Koko, agar anak-anak dari Suku Anak Dalam tidak terserang penyakit campak dan rubella, maka imunisasi MR menjadi solusi untuk memutus transmisi penularan virus campak yang dapat menyebabkan kematian.

"Sampai hari ini kami belum menemukan penderita campak dan rubella di kampung Suku Anak Dalam ini, mudah-mudahan Kabupaten Muratara pada umumnya bebas dari campak dan rubella," katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA News Sumsel dari masyarakat setempat, Suku Anak Dalam adalah orang malayu sesat yang lari ke hutan rimba dan bertahan hidup selama bertahun-tahun.

Sekelompok warga yang kemudian disebut 'Orang Rimba' itu berkehidupan nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan kesehariannya berkebun, meramu obat, dan berburu hewan liar di hutan.

Namun menurut Kepala Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih, Japarin mengatakan sekarang banyak dari mereka sudah tinggal menetap, bahkan ada yang memiliki lahan perkebunan karet dan pertanian lainnya.

Walaupun ada juga sebagian dari mereka yang menggantungkan hidup di dalam perkebunan kelapa sawit milik perusahaan swasta, mereka memunguti biji kelapa sawit yang sudah terjatuh untuk dijual kepada pengepul.

Japarin menambahkan, warga Suku Anak Dalam yang sudah tinggal menetap di Desa Sungai Jernih tersebut berjumlah sekitar 55 kepala keluarga, sedangkan yang masih berpindah-pindah ada sekitar 30 kepala keluarga.

"Sebagiannya masih berpindah-pindah, kalau yang menetap di sini ada sekitar 55 keluarga, kalau yang berdomisili di sini tapi masih berpindah-pindah ada sekitar 30 keluarga," katanya.

Baca juga: Suku Anak Dalam Muratara terima penghargaan Presiden Jokowi

Baca juga: Potret kehidupan suku anak dalam di Muratara