Rini : LRT Jabodetabek harus lebih baik dari Palembang

id Lrt,Meneg bumn,Lrt palembang,Lrt jakarta

Rini : LRT Jabodetabek harus lebih baik dari Palembang

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang melintas di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (23/7). Operasional LRT Palembang dengan penumpang dilakukan sejauh 24,5 km, dari Stasiun Dekranasda Jakabaring (DJKA) sampai Stasiun Bandara SMB II. Operasional tersebut masih terbatas "stakeholder" seperti petugas LRT, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan, kereta layang ringan atau "Light Rail Transit" (LRT) Jabodetabek harus lebih baik dibanding Palembang.

"Saya tekankan bahwa LRT Jabodetabek harus lebih baik dari Palembang," katanya kepada pers, usai mengunjungi Depo LRT Palembang, Sumatera Selatan, Kamis.

Rini menegaskan bahwa apa yang ada di Palembang harus benar benar bisa dipelajari dan jadi bahan evaluasi.

"Apalagi untuk LRT Jabodetabek nantinya lebih kompleks operasionalnya dengan teknologi yang juga lebih canggih," katanya.

Rini menggarisbawahi bahwa LRT ini memang baru pertama kali bagi Indonesia sehingga harus belajar setiap waktu.

"Awalnya mula sedikit ketidaksempurnaan, namun sekarang sudah berjalan lancar," katanya.

Terkait dengan Depo LRT Palembang, Rini mengaku cukup bangga karena merupakan karya para insinyur dalam negeri dan sinergi antar BUMN.

Operator LRT Palembang adalah PT Kereta Api Indonesia, teknologi persinyalannya PT LEN Industri, dan infrastrukturnya Waskita.

"Kami dorong terus agar mereka terus belajar, termasuk studi banding ke negara lain," katanya.

Usai berkunjung ke Depo LRT Palembang, Menteri BUMN Rini Soemarno bersama rombongan mencoba LRT Palembang dari stasiun LRT Jakabaring hingga stasiun Palembang icon.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi yang juga ikut dalam rombongan itu menilai LRT Palembang, sudah cukup baik, namun ada beberapa catatan seperti jarak antara jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan stasiun LRT terlalu jauh.

"Ada beberapa stasiun yang jauh dengan JPO seperti di stasiun Jakabaring LRT City dan akses dari JPO ke stasiun tak sediakan jalur untuk orang berkebutuhan khusus," kata Tulus.

Selain itu, tambah Tulus, saat di atas LRT yang melaju, suara gesekan rel terdengar agak keras ke kabin penumpang.

"Saat kereta mengurangi kecepatan dan kondisi berbelok, decitan rel agak keras terdengar ke kabin. Jadi, kurang nyaman," ujar Tulus.

LRT Palembang yang uji cobanya sebelum Asian Games itu, tercatat sudah tiga kali mengalami mogok saat dioperasikan.