Asian Games (Sepak Takraw) - Timnas Indonesia dukung penerapan pranata "challenge" dalam pertandingan

id sepak takraw,asian games,berita palembang,berita sumsle,berita sumsel,berita antara,asian games palembang

Asian Games (Sepak Takraw) - Timnas Indonesia dukung penerapan pranata "challenge" dalam pertandingan

Arsip- Pertandingan sepak takraw. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Timnas Sepak Takraw Indonesia mendukung penuh penerapan pranata "challenge" karena dinilai dapat memberikan peningkatan positif dalam mekanisme penilaian pertandingan.

"Jelas menguntungkan. Kecepatan bola di takraw hampir sama dengan tennis dan lainnya, sehingga memudahkan kami untuk memeriksa misalnya ketika ada masalah di lapangan," kata pelatih Timnas Sepak Takraw Indonesia Asry Syam saat dihubungi di Palembang, Sumatera Selatan, Senin.

Ia mencontohkan, jika dalam pertandingan ada kemungkinan terjadi masalah, pelatih atau manajer tim bisa langsung mengajukan permintaan untuk pemeriksaan rekaman.

Penggunaan "challenge" dalam pertandingan sepak takraw, katanya, merupakan sebuah peningkatan dari sebelumnya yang masih manual menjadi berbasis teknologi.

"Misal ada masalah di net atau bagian lain, kami bisa lihat bukti rekaman. Mudah-mudahan ke depan bisa ditingkatkan lagi, saya pikir ini terobosan yang sangat bagus," pungkas Asry.

Hal senada juga disampaikan Kapten Tim Putra Sepak Takraw Indonesia Herson Mohamad Saepul terkait penerapan pranata "challenge" tersebut.

"Lebih bagus dengan ini (challenge), kami juga sudah tidak kaget karena sewaktu ikut liga di Thailand beberapa waktu lalu sempat coba pakai pranata `challenge`," kata Herson.

Cabang olahraga sepak takraw untuk pertama kali sejak 50 tahun olahraga ini berjalan resmi menggunakan sistem "challenge" pada perhelatan Asian Games 2018, yang bertujuan meningkatkan kualitas pertandingan.

Caranya dengan cara melakukan panggilan "Challenge" guna mengetahui apakah bola masuk atau tidak, atau bola berada di garis baseline depan atau belakang dengan menggunakan teknologi kamera pengawas.

Dalam menilai keabsahannya, akan dibantu oleh juru ahli yang netral untuk menentukan keputusan dengan melihat rekaman gambar dan bukan melalui keputusan wasit.

Untuk mendukung penerapan pranata ini, ASTAF akan menggunakan sebanyak 24 kamera yang tersebar di setiap sudut arena dengan kecepatan mencapai 100 frame per detik dan dibantu pula dengan teknologi canggih lainnya yang akan dipakai dalam menunjang pranata tersebut.

Dengan penerapan pranata tersebut, pertandingan sepak takraw diharapkan akan lebih terbuka dan adil, serta menjunjung semangat "fair play" di lapangan dan mencegah sejumlah insiden protes penentuan masuk atau tidaknya bola.