Suku Anak Dalam Muratara terima penghargaan Presiden Jokowi

id suku anak dalam,sad,muratara,Komunitas Adat Tertinggal

Suku Anak Dalam Muratara terima penghargaan Presiden Jokowi

Kepala Dinas Sosial Muratara, Zainal Arifin (baju putih) bersama ketiga pemuda Suku Anak Dalam yang mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo di Cibubur, Minggu (12/8/2018). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

....Kita tahu anak-anak SAD banyak yang tidak sekolah, karena mereka tinggalnya di dalam hutan, namun ternyata ada juga yang berprestasi bisa sekolah sampai perguruan tinggi....
Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Tiga orang pemuda dari Suku Anak Dalam (SAD) asal Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

"Penghargaan diberikan oleh bapak Presiden pada acara gebyar prestasi Komunitas Adat Tertinggal (KAT) di Cibubur hari Minggu (12/8) kemarin," kata Kepala Dinas Sosial Musi Rawas Utara (Muratara), Zainal Arifin, di Muara Rupit, Kamis.

Penghargaan tersebut diperoleh atas dasar ketiga pemuda SAD itu dinilai berprestasi karena telah menempuh pendidikan formal sampai ke jenjang perguruan tinggi hingga menyandang gelar sarjana.

"Kita tahu anak-anak SAD banyak yang tidak sekolah, karena mereka tinggalnya di dalam hutan, namun ternyata ada juga yang berprestasi bisa sekolah sampai perguruan tinggi," katanya.

Pihaknya menerima surat resmi dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia, yang meminta anak-anak SAD berprestasi itu untuk hadir guna menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo.

Zainal Arifin berharap prestasi yang telah diperoleh ketiga pemuda SAD tersebut dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi anak-anak SAD lainnya untuk turut berprestasi.

Sementara itu, pemuda SAD berprestasi, Ahmad Sumanto mengungkapkan rasa bangga karena mendapat penghargaan serta berkesempatan bisa bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia.

"Kami benar-benar tidak menyangka, seakan-akan daIam mimpi, karena memang tidak pernah kami bayangkan bisa bertemu bapak Presiden," katanya.

Dia bersama teman-temannya akan berusaha merubah pola fikir masyarakat SAD yang dikenal primitif, tidak peduli dengan pendidikan dan hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

"Semoga masyarakat SAD dapat termotivasi, bisa sekolah yang tinggi walaupun dengan perekonomian yang susah, karena dengan sekolah, kita bisa meningkatkan derajat kita dan keluarga," ujarnya.