Produksi migas Sumbagsel mengalami penurunan

id skk migas,migas,minyak bumi dan gas,produksi migas,sumur tua,pengelolaan migas,gahtering skk migas

Produksi migas Sumbagsel mengalami penurunan

Kepala Divisi Komunikasi dan Humas SKK Migas Wisnu Prabawa Taher dalam Media Gathering SKK Migas-KKKS Sumbagsel bekerja sama dengan Forum Jurnalis Migas Sumsel dan Jambi di Sungai Liat, Bangka Belitung, Senin (13/8). (ANTARA News Sumsel/Erwin Matondang/I016/18)

....Kami yakin adanya peningkatan produksi minyak bumi dan gas melalui peningkatan eksplorasi yang tentunya membutuhkan dana yang besar....
Sungai Liat, Babel (ANTARA News Sumsel) - Produksi minyak dan gas bumi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) terus mengalami penurunan, penyebabnya karena sebagian besar produksinya di wilayah ini dari sumur tua yang kurang produktif.

“Prakiraan kami saat ini produksi minyak di wilayah Sumbagsel sekitar 70 ribu barel perhari,” kata Kepala Divisi Komunikasi dan Humas SKK Migas Wisnu Prabawa Taher dalam Media Gathering SKK Migas-KKKS Sumbagsel bekerjasama dengan Forum Jurnalis Migas Sumsel dan Jambi di Sungai Liat, Babel, Senin (13/8).

Menurutnya produksi minyak dan gas saat ini hanya sekitar 50-60 persen dari kapasitas kilang minyak Plaju Palembang.

“Kami yakin adanya peningkatan produksi minyak bumi dan gas melalui peningkatan eksplorasi yang tentunya membutuhkan dana yang besar,” ujarnya.

Pemerintah melalui SKK Migas fokus dalam eksplorasi untuk mencari dan menyiapkan cadangan baru baik berupa seismik dan pengeboran.

Wisnu mengaku saat ini terdapat 225 wilayah kerja, 92 wilayah eksploitasi, 90 wilayah eksplorasi dan 37 wilayah konvensional minyak bumi dan gas di Indonesia.

Terkait dengan peningkatan cadangan dan eksplorasi ia mengaku akan ada komitmen kerja pasti dalam bentuk komitmen operator penyedia dana.

“Awal tahun 2019, dana yang dipersiapkan mencapai 1,6 miliar dolar amerika, termasuk wilayah Jambi Merang yang akan dieksplorasi SKK Migas tahun depan,” jelasnya.

Pada tahun 2025 terdapat 19 proyek dengan nilai 19 miliar dolar amerika, termasuk proyek di Rokan dan Gresik.

Sementara itu Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagsel M. Agus mengatakan terkait banyaknya penambangan minyak bumi ilegal disejumlah sumur tua yang berada di wilayah masyarakat bukanlah wewenang SKK Migas, tetapi pihaknya siap membantu pemerintah daerah dalam melakukan penutupan sumur tua.

"Sesuai peraturan menteri nomor 1 tahun 2017 soal pengelolaan sumur tua, sumur tua bisa dibuka lagi tetapi harus sesuai aturan dalam hal aspek keamanan dan aspek lingkungan. Meski pada kenyataannya  warga sekitar merusak lingkungannya sendiri," jelas Agus.