BPPT luncurkan teknologi pemanfaatan lahan tanpa bakar

id lahan gambut,berita sumsel,berita palembang,Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,berita antara,BPPT,berhenti membakar lahan

BPPT luncurkan teknologi pemanfaatan lahan tanpa bakar

Dokumentasi- Situasi pascakebakaran lahan gambut yang berada di perkebunan sawit. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol/18)

Batam (ANTARA News Sumsel) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan produk BioPeat, terobosan teknologi yang dikembangkan bersama PT Riau Sakti United Plantations (RSUP) untuk memanfaatkan lahan gambut tanpa dibakar untuk pertanian dan perkebunan.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto yang ditemui di Batam, Kepulauan Riau, Rabu, menyatakan inovasi biopeat dapat meningkatkan pH lahan gambut sehingga dapat ditanami tanpa membakar lahan.

Melalui rekayasa bioteknologi di sarana laboratorium yang dimiliki BPPT, mikroorganisme lokal (indigenous) dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian/perkebunan melalui peningkatan pH tanah gambut dan penyediaan nutrisi tanaman.

"Dengan BioPeat ini maka kebakaran lahan akibat gambut yang dibakar, akan dapat dikurangi. Inovasi biopeat ini jelas menjadi solusi teknologi, saat ini tengah dikembangkan BPPT bersama industri lokal, yakni RSUP di Kepulauan Riau," kata dia.

Ia menjelaskan, lahan gambut tropis mengandung asam-asam organik yang tinggi, hasil degradasi lignin dari tanaman yang melapuk dan menyebabkan peningkatkan kemasaman tanah atau membuat pH rendah.

Dengan pemanfaatan mikroba potensial dari lahan gambut yang memakan asam-asam organik sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya, maka aktifitas mikroba akan memberikan dampak positif bagi perbaikan kualitas tanah.

"Aplikasi pupuk hayati BioPeat pada tanah gambut mampu meningkatkan pH tanah dari semula rata-rata pH 3,9 menjadi sekitar pH 5. Dengan meningkatnya pH tanah gambut, maka peluang mikroba penyubur tanah lainnya yang dapat bertahan hidup dilingkungan tanah gambut juga ikut meningkat, sehingga tanah gambut menjadi lebih subur," kata dia.

Produk BioPeat BPPT telah teruji kemampuannya melalui serangkaian uji aplikasi. Selain memperbaiki kualitas hasil panen, BioPeat juga mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama.

"BioPeat terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman Jagung sebesar 45 persen, buah Nanas grade A sebesar 31 persen, dan meningkatkan kadar kemanisan buah Naga hingga mencapai rata-rata Brix 15 persen, cukup jauh diatas nilai brix buah Naga di pasaran yang hanya mencapai 11 persen," kata dia.

Dan untuk mendukung pengkajian dan penerapan teknologi BioPeat serta pemanfaatan hasil-hasilnya kepada masyarakat, PT RSUP telah membangun Laboratorium dan Pusat Informasi Teknologi BioPeat (LPITBio) dan Unit Produksi BioPeat dengan dukungan teknologi dari BPPT.

LPITBio merupakan tempat melakukan riset pengembangan produk BioPeat, sekaligus sebagai pusat informasi dan edukasi (Education Center) bagi para petani lahan gambut untuk mengenal dan memahami teknologi BioPeat sehingga dapat mengaplikasikannya untuk pertanian lahan gambut tanpa melakukan pembakaran.

Pemanfaaan teknologi produksi BioPeat yang telah dikembangkan BPPT dan dimanfaatkan oleh PT RSUP merupakan bukti bahwa dunia industri telah memberikan kepercayaan dan respon positif terhadap hasil-hasil inovasi teknologi yang telah dihasilkan BPPT untuk dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

"Ini merupakan bentuk dukungan BPPT untuk mendorong hilirisasi teknologi diberbagai sektor. Tentunya hal ini perlu kita dorong terus sehingga pemanfaatan teknologi oleh industri semakin meningkat dan maksimum," kata dia.

BPPT ingin petani untuk berhenti membakar lahan.

"BioPeat ini mampu memberi kesuburan lahan gambut dengan menambah tingkat keasaman atau kadar Ph. Dengan ini maka biopeat sanggup menggantikan budaya membakar lahan," katanya.