Bambang Brodjonegoro: Penerima Bansos tidak merokok

id Bambang Brodjonegoro,Bappenas,tidak merokok,bansos,berita sumsel,berita palembang

Bambang Brodjonegoro: Penerima Bansos tidak merokok

Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro meminta kepada penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk tidak merokok karena rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan.

"Semua keluarga yang menerima bansos baik Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, dan lainnya itu, tidak boleh merokok. Kita harus tegas. Rokok itu sumbangannya di desa 10 persen dan kota 11 persen. Jadi kepala keluarga atau siapapun di keluarga yang merokok, otomatis pendapatan riil keluarga itu terganggu hingga 10-11 persennya," ujar Bambang dalam diskusi "Fakta Penurunan Angka Kemiskinan" di Jakarta, Senin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Secara nasional, sumbangan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 sebesar 73,48 persen Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mi instan, dan gula pasir.

Sedangkan komoditi non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Di perkotaan, beras berkontribusi sebesar 20,95 persen dan rokok kretek filter 11,07 persen. Sedangkan di perdesaan, beras menyumbang sebesar 26,79 persen dan rokok kretek filter 10,21 persen.

"Lebih baik rokok itu diganti dengan telur, daging ayam, atau makanan penunjang lainnya. Jadi kita perlu beri pelajaran kepada semua penerima bantuan itu agar tidak merokok," ujar Bambang.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, rokok kretek filter memang komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin setelah beras. Selain itu, harga rokok kretek filter memang tidak berfluktuasi, namun harganya terus naik tiap tahunnya.

"Itu makanya persentase kontribusinya semakin naik terhadap garis kemiskinan. Karena itu perlu diingatkan supaya orang tidak merokok dan merokok itu juga memang tidak bagus," ujar Suhariyanto.

BPS mencatat, pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia mencapai 25,95 juta orang.

Tingkat kemiskinan untuk pertama kalinya mencapai satu digit alias di bawah 10 persen atau 9,82 persen, berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang atau 10,12 persen. Sementara itu, dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 1,82 juta orang Selama periode September 2017Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang, dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang, dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018.

Selama periode September 2017Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,92 persen. Kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yaitu mencapai 8,57 persen pada periode September 2017-Maret 2018, disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017-September 2017.