Sumsel siapkan bibit dukung restorasi gambut

id klhk, gambut, lahan gambut, restorasi gambut,bibit tanaman lokal,bibit biah-buahan

Sumsel siapkan bibit dukung restorasi gambut

Dokumen - Kebun plasma nutfah dan demonstrasi plot restorasi hutan rawa gambut bekas kebakaran di Desa sepucuk, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Selasa (9/5). (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/17)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Badan Penelitian  Pengembangan  Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera Selatan menyiapkan bibit tanaman yang cocok untuk mendukung kegiatan pemulihan atau restorasi lahan gambut.

"Hingga sekarang ini kami telah mengembangkan 75 jenis bibit tanaman lokal yang cocok untuk ditanam di lahan gambut, " kata Kepala Badan Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumsel Thabrani, seusai Seminar Nasional Merawat Asa Restorasi Gambut, Pencegahan Kebakaran dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakatl, di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, bibit tanaman yang disiapkan untuk lahan gambut seperti pohon penghijauan dan tanaman yang bisa dimakan seperti buah-buahan dan kacang-kacangan.

Dengan pengembangan tanaman itu, diharapkan dalam kegiatan restorasi lahan gambut di wilayah provinsi ini bisa dilakukan kombinasi kehutanan dan pertanian (agroforesty), katanya.

Dia menjelaskan, untuk mengembangkan tanaman yang cocok di lahan gambut, pihaknya telah membuat lahan percontohan di Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Penelitian dan pengembangan bibit tanaman  untuk lahan gambut akan terus dilakukan sehingga kegiatan restorasi gambut yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Restorasi Gambut (BRG) di provinsi ini dan beberapa provinsi lainnya di Sumatera dan Kalimantan bisa berjalan sesuai rencana, kata Thabrani.

Sementara Deputi Litbang Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan pada kesempatan itu menjelaskan di Sumsel ini pihaknya fokus melakukan pemulihan atau restorasi lahan gambut  di dua kabupetan.

Dua kabupaten dalam wilayah Sumsel yang mengalami kerusakan lahan gambut cukup parah akibat terbakar pada musim kemarau 2015 yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin, katanya.

Dia menjelaskan, BRG mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di Sumatera Selatan, dan sejumlah provinsi lainnya, seperti Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Sesuai dengan penugasan negara, di sejumlah provinsi tersebut dilakukan kegiatan restorasi gambut di 75 desa dengan luasan lahan mencapai dua juta hektare lebih secara bertahap mulai 2016 hingga 2020.

Target areal restorasi yang harus dicapai selama lima tahun, yakni sebesar 30 persen pada 2016, kemudian pada 2017 hingga 2019 masing-masing 20 persen, dan pada 2020 sekitar 20 persen optimis bisa dituntaskan.  

"Berdasarkan evaluasi kegiatan percepatan pemulihan kawasan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa tahun ini telah berjalan sesuai dengan target tersebut," kata Haris.  

Dirjen Pengendalian  Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Karliansyah menjelaskan kegiatan restorasi lahan gambut yang berada di bawah pengawasan KLHK adalah yang berada di wilayah konsesi perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI).

Sedangkan kegiatan restorasi lahan gambut yang berada di ruang kelola masyarakat ditangani Badan Restorasi Gambut (BRG).

"Khusus restorasi lahan gambut di wilayah konsesi, dalam dua tahun terakhir dilakukan di 107 perusahaan perkebunan dan 40 HTI di sejumlah provinsi Tanah Air dengan capaian  berhasil dipulihkan 2,4 juta hektare," ujar Karliansyah.