Sumsel janji kawal konsep pembangunan hijau

id pohon,hijau,tata kota,konsep tata kota,berita sumsel,berita antara,pembangunan hijau

Sumsel janji kawal konsep pembangunan hijau

Ilustrasi

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berjanji terus mengawal konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam terumus dalam "Green Growth South Sumatera Depelovment" yang sudah disampaikan pada pertemuan tingkat tinggi koferensi perubahan iklim (COP) di Paris tahun 2015.

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin di Palembang, Rabu, mengatakan sebagai penggagas konsep tersebut, Sumsel hingga kini terus bergerak untuk mengumpulkan bantuan-bantuan negara donor dan lembaga sosial kemasyarakatan internasional untuk perbaikan kerusakan hutan.

"Setelah kejadian karhutla hebat pada 2015, kami langsung bergerilya ke 11 even lingkungan internasional. Hasilnya, banyak negara yang membantu perbaikan hutan di Sumsel. Tapi harus diingat, tugas ini belum selesai, harus terus dilanjutkan karena kita yang menjadi rujukan di dunia saat ini soal pembangunan hijau," kata Alex.

Alex diwawancarai di sela-sela menghadiri sidang ke-30 "The Man and Biosphere International Co-ordinating Council_ (MAB-ICC) UNESCO" di Palembang, Sumatera Selatan pada 23-28 Juli 2018.

Ia menceritakan, dalam konsep pembangunan hijau itu, semua pihak harus terlibat (multipihak). Konsep ini menjadi baru karena selama ini para pemangku kepentingan bekerja sendiri-sendiri dalam mengatasi persoalan lingkungan.

"Ketika ada karhutla, semua saling menyalahkan, padahal semua punya kepentingan di sini. Sama-sama menggunakan lingkungan. Saya pikir ini tidak bisa, harus semua terlibat untuk menyelesaikannya mulai dari pemerintah, perusahaan, TNI/Polri dan masyarakat. Hanya saja menjadi penting di sini, siapa yang memimpinnya (leadership)," kata Alex.

Setelah dijalankan dalam satu komando, Alex menambahkan, ternyata cukup membuahkan hasil karena luasan hutan dan lahan yang terbakar berkurang signifikan pada tiga tahun terakhir. Upaya ini membuahkan hasil karena para multipihak bergerak cepat setelah mendapatkan informasi awal deteksi dini.

Hanya saja, Alex tidak menyangkal belum mampu "zero" karhutla karena masih terdapat kendala di lini lapangan, salah satunya pembalakan liar dan budaya masyarakat membuka lahan dengan cara membakar.

"Banyak persoalan yang kami hadapi di lapangan, salah satunya ilegal logging. Tapi yang jelas harus dipahami, Sumsel harus terus berjuang karena jika melihat betapa besar kerugian lingkungan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memadamkan api. Benar-benar menderita," kata dia.

Sementara itu Staf Ahli Perubahan Iklim, Najib Asmani mengatakan untuk mewujudkan konsep pembangunan hijau tersebut, Sumsel telah mengeluarkan Pergub 2016 terkait pengelola hutan dan lahan.

"Perusahaan diwajibkan menyisakan 30 persen lahan tidak boleh digarap, harus dibiarkan untuk jadi lahan konservasi. Kemudian, lokasi kubah gambut (kedalaman 3 meter lebih) sama sekali tidak boleh disentuh. Satu lagi yang tak kalah penting, perusahaan juga bertanggung jawab hingga lima kilometer lahan di luar pagar konsesinya," kata dia.

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian karhutla menyusul telah terbakarnya lahan sekitar 250 hektare di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, 16-23 Juli 2018.

Adanya 1,4 juta lahan gambut di daerah ini menjadi ancaman setiap tahunnya. Selain itu, berdasarkan pantauan BMKG, di sejumlah daerah rawan karhutla diketahui sudah tanpa hujan lebih dari enam hari dengan suhu rata-rata 32-34 derajat celcius (suhu ekstreem 35 derajat celcius).

Kasus karhutla ini menjadi perhatian karena di periode genting itu akan dilaksanakan Asian Games XVIII pada 18 Agustus - 2 September 2018 di Palembang. Untuk itu Sumsel menetapkan status siaga merah pada 20 Juli - 5 Agustus 2018.