Gelombang tinggi masih mengancam perairan Indonesia

id ombak laut,gelombang laut,kapal laut,BMKG

Gelombang tinggi masih mengancam perairan Indonesia

Ilustrasi - Nelayan dihadang gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Gelombang laut dengan ketinggian mencapai enam meter masih mengancam sejumlah perairan di wilayah Indonesia hingga Kamis.

Informasi dari Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tjatmiko di Jakarta, Rabu, menyebutkan ketinggian gelombang empat hingga enam meter masih terjadi di sejumlah perairan.

Ia merinci ketinggian gelombang 4-6 meter tersebut berpeluang terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Utara Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue, Perairan Barat Kepulauan Nias hingga Kepulauan Mentawai.

Juga berpeluang terjadi di Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Samudra Hindia Barat Sumatera, Perairan Selatan Banten, Perairan Selatan Jawa, Perairan Selatan Pulau Bali hingga Pulau Sumbawa.

Serta di Selat Bali hingga Selat Lombok dan Selat Alas bagian Selatan, Selat Sumba bagian Barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTT.

Sementara gelombang laut dengan ketinggian 2,5 meter hingga empat meter juga berpeluang terjadi di Perairan Barat Aceh, Selat Sunda bagian Utara, Perairan Selatan Flores, Laut Sawu, Perairan Selatan Pulau Sawu hingga Pulau Rote.

Sedangkan gelombang laut dengan ketinggian sedang atau mencapai 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian Utara, Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Selatan Kupang, Selat Ombai, Laut timor Selatan NTT, Perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru.

Serta di Laut Arafuru, Selat Karimata, Laut Jawa, Perairan Selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian Selatan, Selat Lombok Sagian Utara, Perairan Timur Kepulauan Wakatobi, Perairan Manui hingga Kendari dan Laut Flores bagian Timur.

Lalu, Laut Banda, Perairan Selatan Kepulauan Banggai hingga Kepulauan Sula, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Utara Halmahera dan Samudra Pasifik Utara Halmahera.

BMKG memprakirakan puncak gelombang ekstrem terjadi pada 24-25 Juli dan gelombang tinggi hingga empat meter masih berpeluang terjadi hingga 28 Juli 2018 karena memasuki puncak musim kemarau pada Juli-Agustus.