Gubuk liar kawasan JSC dirobohkan SatPol PP

id Sat pol pp,Gubuk liar,Penertiban,Asian games

Gubuk liar kawasan JSC dirobohkan SatPol PP

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang merobohkan dua gubuk liar di Jalan Gubernur HA Bastari Palembang, Senin (23/7/18). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Dua gubuk liar di Jalan Gubernur HA Bastari Palembang terpaksa dirobohkan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang karena berdiri di wilayah terlarang.

Pantauan Antarasumsel.com sebanyak 50 petugas Satpol PP merobohkan gubuk semi permanen di sisi jalan pukul 10.00 WIB. Gubuk tersebut dihuni 3 orang. Atap seng dan kayu gubuk dibawa petugas.

"Penghuni gubuk sudah kami peringatkan agar segera pindah tetapi masih saja ngeyel maka terpaksa kami bongkar karena sepanjang jalan ini jelas tertera peraturan dilarang mendirikan bangunan bentuk apapun," kata Kabid Ops SatPol PP Hendra, Senin.

Menurut Hendra gubuk liar tersebut telah dua bulan dihuni oleh pendatang asal Lampung, jika tidak digusur pihaknya memperkirakan bakal muncul gubuk liar lainnya karena mengganggu pemandangan jalan menuju venue Jakabaring Sport City.

Dia menjelaskan, Jelang Asian Games area dari Bandara SMB II sampai Jakabaring Sport City yang dianggap melanggar Perda Nomor 44 Tahun 2002 tentang ketenteraman dan ketertiban membuat pihaknya tak segan bertindak tegas.

Selain gubuk, pihaknya juga memberi peringatan pada pemilik bengkel bus liar di Jalan Gub HA Bastari dan memberi tenggat waktu hingga Kamis untuk mengangkut peralatan serta merobohkan gubuk.

"Kami keliling dan pantau titik mana saja yang mengganggu jalan dari bandara hingga JSC, sampai selesai Asian Games kami usahakan sepanjang jalan tertib," ujar Hendra.

Sementara warga yang tergusur Ita mengaku sudah pernah diberi peringatan oleh petugas tetapi tidak tahu harus pindah kemana, sebab ia bersama ibu serta saudaranya tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal lagi.

"Kami harus bagaimana lagi, sudah pasrah, kami minta solusi saja dari pemerintah yang penting ada tempat tinggal, kami tidak punya pekerjaan apa-apa," tambah Ita.