Dinas Pertanian OKU kembangkan komoditas cabai dan bawang

id tanaman cabai,cabai,bawang,petani cabai,petani bawang,dinas pertanian oku,kelompok tani

Dinas Pertanian OKU kembangkan komoditas cabai dan bawang

Dokumen - Petani memanen cabai di persawahan Pakis, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (23/8) (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/Ang)

Baturaja (ANTARA News Sumsel) - Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, memprogramkan pengembangan komoditas tanaman cabai dan bawang yang dilaksanakan sejumlah kelompok tani di wilayah itu.

"Tahun ini kami kembali memprogramkan pengembangan tanaman cabai dan bawang," kata Kepala Dinas Pertanian Ogan Komering Ulu (OKU), Joni Saihu di Baturaja, Minggu.

Dia mengatakan, saat ini proses pengembangan cabai dan bawang  masih dalam persiapan dan perkirakan untuk masa tanam dilakukan pada awal Oktober 2018.

Dia mengemukakan, program tersebut rencannya menyasar pada kelompok tani yang ada di Desa Tungku Jaya, Lubuk Leban, Kecamatan Sosoh Buay Rayap.

"Kemudian menyasar juga pada kelompok tani di Desa Merbau, Kecamatan Lubuk Batang," katanya.

Pada 2018, kata dia, dalam program pengembangan tersebut tanaman bawang akan ditanam di atas lahan seluas 20 hektare, sedangkan cabai sekitar 40 hektare.

"Program ini merupakan bantuan pusat dengan anggarannya berasal APBN yang diberikan ke daerah,¿ jelasnya.   

Tujuan program ini, lanjut dia, untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten OKU, khususnya yang menerima bantuan bibit tanaman tersebut.

"Petani tidak kesulitan lagi dalam memperoleh bibit tanaman dan Kabupaten OKU sendiri tidak tergantung komoditi dari luar daerah. Terlebih bawang dan cabai, bisa mempengaruhi inflasi jika ada kelangkaan. Jika kurang akan menyebabkan terjadi kenaikan harga," ungkapnya.

Dia mengemukakan, selama proses masa tanam para petani akan didampingi penyuluh pertanian dari dinas terkait.

Dia berharap, dengan adanya bantuan program tersebut kelompok tani di OKU tidak hanya mengandalkan komoditi karet dan sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Sebab komoditi ini juga bisa menopang kebutuhan hidup masyarakat desa.  Apalagi pertanian bawang maupun cabai tidak membutuhkan waktu panjang untuk dipanen," ujarnya.(KR-EDO)