BNPB tambah armada udara tanggulangi karhutla

id Karhutla,BNPB,Kebakaran hutan

BNPB tambah armada udara tanggulangi karhutla

Helikopter MI-172 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara ''water boombing'' di Pedamaran Induk, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kamis (19/7). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan menurunkan satu helikopter MI-172, Helikopter Bolkow untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang terbakar sejak empat hari yang lalu. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat menambah armada udara untuk menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan dari enam menjadi sepuluh unit armada.

"Semula akhir Juli 2018 ada 6 armada udara helikopter, tapi awal Agustus ini kami tambah jadi 10 unit dari pusat, sementara ini belum ada bantuan dari swasta, kecuali kemarin ada satu armada bantuan dari APP Sinar Mas," kata Ketua BNPB Pusat Welli Rampangilei saat rapat koordinasi siaga penanggulangan bencana asap di Palembang, Jumat.

Total armada udara yang sudah diterjunkan untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di pulau Sumatera berjumlah 12 unit, rinciannya 6 unit di Provinsi Riau, 2 unit di Jambi dan 4 unit di Sumsel.

Keempat armada udara tersebut telah telah menjatuhkan lebih dari 2.000 ton air sejak 2 Juli 2018 di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Banyuasin dimana tersinyalir titik api banyak berada di dekat wilayah perusahaan perkebunan.

Dia menjelaskan kewaspadaan bencana karhutla telah dimulai sejak bulan Juli dan rencananya berakhir pada September. Dalam waktu dekat pihaknya segera melakukan teknologi modifikasi cuaca guna menurunkan temperatur udara.

"Senin kami usahakan mengudara dan dilakukan TMC untuk menurunkan temperatur dan memadamkan api, TMC dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, kalau pertimbangannya kami lihat cuaca dulu, misalnya sekarang temperatur sudah meningkat dan memicu lahan mudah terbakar, maka segera kami laksanakan TMC," ujar Willem.

Ia menambahkan satgas karhutla tidak hanya memadamkan api, namun memastikan ada genangan air di lahan gambut, sehingga tidak ada api di permukaan dan memicu api susulan, namun masih perlu waktu untuk pendataan mengenai luas lahan.

Terpantau dari satelit lapan sudah terdeteksi 94 titik api sepanjang bulan Juli, terbanyak berada di Kabupaten OKI (27) dan Musi Rawas (31).

Sejauh ini Satgas Karhutla telah mengerahkan 60 tim yang masing-masing terdiri dari 10 orang dari berbagai instansi terkait untuk menjaga 56 desa rawan terbakar yang tersebar di lima kabupaten yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas.