Pemain SFC dihadapkan persoalan kelelahan hadapi Arema

Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Pemain Sriwijaya FC dihadapkan persoalan kelelahan saat menghadapi Arema FC pada pertandingan lanjutan Liga 1 2018 yang dijadwalkan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (21/7).

Asisten Pelatih Sriwijaya Francis Wawengkang dalam konferensi pers di Press Room Stadion GSJ, Jumat, mengatakan, kondisi pemain masih lelah pada H-1 menjelang pertandingan karena baru tiba di Palembang Kamis malam.

"Yang jelas, waktu istirahat kami hingga pertandingan besok kurang dari 30 jam. Ini jelas menyulitkan, karena pemain dalam kondisi kelelahan," kata Wawengkang.

 Akibatnya, untuk mengatasi situasi ini, pelatih lebih mengedepankan recovery (pemulihan) dibandingkan memberikan program latihan menjelang pertandingan.

"Kami tidak bisa membuat simulasi pertandingan karena tidak memungkinkan. Pemain masih kecapekan. Latihan hari ini lebih difokuskan pada latihan dalam skema kecil saja, yang penting pemain paham taktik dan strategi yang akan diterapkan," kata dia.

Laga melawan Arema FC yang menjadi laga terakhir putaran pertama Liga 1 Sriwijaya F ini diperkirakan bakal berlangsung sengit karena syarat aroma dendam. Di Singo Edan saat ini sudah bercokol tiga pemain yang dibuat Sriwijaya FC, yakni mantan kaptennya Hamka Hamzah, Alfin Tuasalamony dan Konate Makan.

Laga ini juga penting artinya bagi tim tuan rumah Sriwijaya FC karena pada laga sebelumnya harus kehilangan tiga poin dari Mitra Kukar pada 18 Juli 2018. Sriwijaya FC saat ini berada di pertingkat tujuh klasemen sementara, sementara Arema berada di urutan ke-13.

Pemain Sriwijaya FC Markho Meraudje tidak membantah bahwa kedua tim memiliki motivasi sendiri pada pertemuan pertama di Liga 1 ini.
"Dengan keadaan pemain yang saat ini sedang kelelahan, kami tetap harus berjuang. Apa pun keadaannya demi meraih tiga poin," kata Markho.

Sebelumnya, Sriwijaya FC mengajukan permohonan pengunduran jadwal pertandingan melawan Arema karena adanya perubahan jadwal melawan Mitra Kukar. Namun hal tersebut ditolak PT Liga Indonesia Baru selaku operator liga dengan alasan kepentingan pemilik hak siar televisi.