Pengamat: Benahi bus dahulu baru bangun LRT

id lrt,Djoko Setijowarno,pembangunan lrt,transportasi darat,berita sumsel,berita palembang,berita antara

Pengamat: Benahi bus dahulu baru bangun LRT

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang melewati stasiun Jakabaring, Palembang. (ANTARA Sumsel News/Nova Wahyudi/dol)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Pengamat Transportasi Univeritas Soegijpranata Djoko Setijowarno menilai sebaiknya pemerintah berfokus untuk membenahi bus terlebih dulu, baru mengembangkan pembangunan moda angkutan massal berbasis rel, seperti light rail transit (LRT).

Ketika dihubungi Antara di Jakarta, Kamis, ia mengatakan, dari segi anggaran, pembangunan LRT memerlukan dana yang sangat besar sehingga baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak memiliki cukup dana untuk membangun LRT, kecuali dengan kerja sama swasta.

"Melihat keterbatasan anggaran, selain Jakarta, cukup bus saja. Medan dan Surabaya sebetulnya sudah ada rancangannya sejak enam tahun lalu, hanya pemerintah tidak punya anggaran untuk membangun itu, Medan baru menyusul," katanya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan merancang LRT Medan hingga ke Danau Toba.

"Melayang dia jadinya, langsung Medan-Danau Toba," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara MZ Siregar.

Selain itu, lanjut dia, sudah ada dua investor yang berminat, yaitu China dan Korea Selatan.

"China dan Korea Selatan sudah rapat, kami fasilitator, bantu keinginannya," katanya.

Siregar mengatakan kedua investor tersebut sudah melakukan kajian dan peninjauan ke lapangan."Mereka sudah bersedia, kita tunggu saja siapa yang duluan Korea apa China," katanya.

Dia mengatakan untuk skemanya yaitu antarpemerintah (G to G) dan pembangunan akan memakan waktu hingga lima tahun mendatang.

Namun terkait besaran potensi biaya yang digelontorkan, ia belum bisa menjawab.

"Yang jelas lebih besar dari LRT Palembang karena jaraknya sampai 160 kilometer," katanya.

LRT Palembang menghabiskan biaya hingga Rp11 triliun.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan akan membangun moda transportasi berbasis rel LRT di tiga kota tersebut.

Bukan hanya mengangkut orang, tapi Presiden ingin dengan moda baru dapat membentuk budaya baru bagi masyarakat Indonesia, dengan demikian bisa membentuk peradaban baru.

Salah satu budaya yang ditekankan Jokowi dalah budaya antre dan tepat waktu.

Selain itu, menurut Presiden, komponen sarana KA lokal yang dihasilkan oleh PT Inka juga sudah dilayak diekspor mengingat 95 persen komponen LRT Palembang menggunakan produk dari perusahaan manufaktur dalam negeri tersebut.