Penyalahgunaan narkoba di Sumsel meningkat

id Narkoba,Narkotika,Pemprop sumsel

Penyalahgunaan narkoba di Sumsel meningkat

Arsip-Rilis Sabu 20 Kg Anggota Satres Narkoba Polda Sumsel mengintrogasi tersangka pengedar narkotika jenis sabu saat rilis kasus narkotika di Polda Sumatera Selatan, Palembang, Sumsel, Rabu (7/2). (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/dol/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Jumlah penyalahgunaan narkotika di Sumsel meningkat pada semester awal 2018 dan semakin mempertajam status darurat narkoba.

"Free Valencynya saja sudah 1,2 persen sehingga jumlahnya sekarang 102.000 lebih pengguna dari data terakhir November 2017 sekitar 90.000 an,  artinya sudah sangat darurat," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Sumatera Selatan Brigjen John Turman Panjaitan usai upacara memperingati Hari Narkotika di Palembang, Selasa.

Menurutnya setiap bulannya ada 10 Kilogram narkotika yang masuk ke wilayah Sumsel dan tidak semuanya berhasil pihaknya ungkap karena pemasok narkoba selalu menggunakan modus operandi baru.

Dia menjelaskan narkotika paling banyak datang ke Sumsel dari wilayah Aceh, Riau dan Jambi melalui jalur perairan serta darat, salah satu faktor seringnya narkoba masuk karena pemeriksaan yang kurang ketat diperbatasan.

Misalnya jalur perairan, narkoba sering dibawa dengan mobil tetapi  lolos di pelabuhan sebab petugas pelabuhan tidak memeriksa secara ketat, pihaknya pun sudah memberi pelatihan deteksi dini kurir narkoba di pelabuhan.

"Saya sudah katakan ke petugas-petugas pelabuhan agar mobil dari luar daerah terutama bernomor polisi Aceh dan Riau agar di periksa, perlu dicurigai meskipun muatannya logistik, kemarin sudah kami sosialisasikan teknis pemeriksaannya, terutama penggeledahan bagian kap, kaca, dan kursi mobil, disitu rawan diselipkan," ujar Brigjen Jhon Turman.

Sementara via jalur darat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi lintas perbatasan agar mencurigai mobil-mobil dari luar daerah yang melewati jalur bukan normalnya alias memutar ke jalan lain, dimana potensi pembawa narkoba sering dari modus tersebut.

Ia menambahkan pihaknya juga terus memantapkan empat konsep strategis yakni pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat dan pelajar, lalu pemberantasan dengan menindaktegas setiap pelaku.

Kemudian rehabilitasi guna memutus mata rantai pengguna dan terakhir penguatan koordinasi lintas sektoral dengan komitmen bersama memberantas penyalahgunaan narkoba.