Tol Lampung belum rampung sudah pikat pemudik yang lewat

id jalan tol,tol di Lampung,JTTS,pengelola jalan tol,Jalan Tol Trans Sumatera,berita sumsel,berita palembang

Tol Lampung belum rampung sudah pikat pemudik yang lewat

Arsip- Aerial pembangunan jalan Tol Sumatra. (ANTARA Sumsel/dol/Nova Wahyudi)

Kemacetan diperparah oleh kendaraan yang menyerobot di bahu jalan
Bakauheni, Lampung Selatan (ANTARA News Sumsel) - "Mbak lewat mana ya mau masuk tol sampai ke Bandarlampung," ujar salah satu pengguna kendaraan roda empat, setelah tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, saat hendak menuju Kota Bandarlampung, ibu kota Provinsi Lampung.

Petugas di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni itu pun memberi informasi lebih lengkap dan jelas bahwa ruas tol di Lampung baru sebagian saja bisa dilewati dan belum bisa dari Bakauheni langsung sampai ke Bandarlampung.

"Baru beberapa kilometer saja yang bisa dilintasi, masih harus keluar masuk ke jalan biasa," ujarnya lagi.

Ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Provinsi Lampung kendati belum rampung dan belum semua ruas bisa dilalui pada arus mudik dan balik Lebaran 2018, ternyata tetap memiliki daya pikat sehingga dilirik oleh para pemudik berkendaraan roda empat sebagai jalur alternatif bagi mereka.

Namun karena belum seluruh ruas dapat dilintasi dan musti masuk maupun ke luar melalui gerbang tol dan pintu/jalan tertentu, banyak pula pemudik yang kesasar, sehingga terpaksa harus berputar-putar dulu melalui ruas jalan perkampungan yang kondisinya tidak semuanya mulus, agar bisa masuk lagi ke ruas tol yang dituju.

Beberapa pemudik di seputaran kawasan Kecamatan Sukarame, Bandarlampung mengaku tak tahu harus lewat jalan mana pintu masuk ke tol Lampung dari Gerbang Tol Kotabaru dekat Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), sehingga harus bertanya lebih dulu kepada warga sekitar, karena memang tak tersedia penunjuk jalan yang diperlukan. Tak ada pula petugas yang memandunya.

Begitu pula setelah keluar dari pintu tol Lematang keluar dan hendak masuk lagi ke gerbang tolo menuju Pelabuhan Bakauheni masih harus melalui jalan kampung yang sebagian ruasnya rusak dan berbatu, pemudik tetap harus bertanya agar tidak salah jalan lagi.

Pada ruas tol Kotabaru-Lematang sepanjang 5 km kondisinya sudah mulus dan rampung dikerjakan, lengkap dengan marka jalan dan rambu- rambu lalu lintas yang diperlukan. Petugas tol juga bersiaga di pintu masuk dan keluar tol ini, termasuk petugas berkendaraan yang kerap berkeliling di jalan bebas hambatan yang masih digratiskan bagi penggunanya ini.

Namun pada ruas tol dari desa Hatta menuju Pelabuhan Bakauheni, pengguna jalan tol ini musti dipandu petugas untuk masuk dan keluar agar tidak memilih jalan keliru, mengingat sebagian ruas belum rampung dikerjakan dan belum semua peralatan marka dan rambu jalan tersedia. Petugas kepolisian pada siang hari berjaga pada setiap sisi persimpangan ruas tol ini hingga mencapai Pelabuhan Bakauheni.

Pihak berwenang sebelumnya sudah menjelaskan keberadaan jalan tol di Lampung memang belum seluruhnya rampung, namun sebagian ruas JTTS ini dapat digunakan termasuk secara fuungsional (belum rampung pengerjaan fisik namun sudah bisa dilalui kendaraan roda empat), antara lain untuk menghindari kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas pada ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) selama ini dilalui.

Hingga Rabu (20/6) petang, ruas JTTS yang dapat dilalui yaitu dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan-Desa Hatta sepanjang sembilan km, dan Lematang-Kotabaru (Lampung Selatan) sepanjang lima km, dari panjang ruas tol ini mencapai 40 km atau baru sekitar 14 km yang sudah mulus dan dapat dilalui pemudik.

Petugas layanan tol di Gerbang Tol Kotabaru dekat Kampus Itera dan Gerbang Tol Bakauheni Selatan membenarkan mulai banyak pengguna kendaraan roda empat yang memanfaatkan ruas tol ini, baik pada arus mudik maupun balik Lebaran 2018 ini, kendati belum seluruhnya tersambung hingga ke Bakauheni, Lampung Selatan.

Namun pengguna ruas tol itu mengaku kesulitan mengakses masuk dan keluar dari ruas tol yang sudah layak dilalui itu, terutama bagi pengendara dari luar daerah Lampung, karena minimnya petunjuk jalan yang tersedia.

Akibatnya, banyak pengguna tol itu yang nyasar, dan harus bolak-balik bertanya untuk memastikan mereka bisa masuk dan keluar ruas tol tersebut.

"Ternyata belum nyambung semua ya, jadi repot juga cari pintu masuk dan keluarnya. Lumayan jauh dan jalannnya kurang bagus," ujar Iwan, salah satu pengguna jalan tol itu pula.

Dia mengeluhkan kesulitan masuk tol itu mulai dari Bandarlampung saat harus melintas masuk ke pintu tol dari Gerbang Kotabaru dekat Kampus Itera.

Begitu pula saat keluar jalur tol ini, masih harus melewati jalanan yang kurang bagus kondisinya hingga masuk lagi ke gerbang masuk tol itu di Desa Hatta sampai tiba di Pelabuhan Bakauheni.

Perjalanan itu pun memakan waktu lebih lama, dibandingkan melewati ruas Jalinsum yang biasa dilalui dari Rajabasa, Bandarlampung ke Bakauheni, Lampung Selatan tanpa melalui jalan tol hanya ditempuh sekitar 2,5 jam.

"Sudah lebih lama, pake banyak nyasar-nyasar lagi, karena tanpa petunjuk yang jelas," ujarnya pula.

Saat masuk ke jalur tol dari Sidomulyo, Lampung Selatan juga masih harus melalui jalan tol yang belum rampung dikerjakan (tol fungsional) sehingga berdebu dan beresiko terperosok jika kurang berhati-hati mengendarainya.

Pada ruas tol Kotabaru-Lematang sudah mulus dilalui lengkap dengan rambu-rambu yang diperlukan. Namun pada ruas Desa Hatta hingga Bakauheni, pada beberapa ruas belum tersedia rambu diperlukan, dan sebagian ruas tol ini belum rampung dikerjakan.

Selain ruas tol Kotabaru hingga Bakauheni, pada arus balik pemudik yang melintasi Jalan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera juga diarahkan menggunakan JTTS via pintu keluar tol Masgar, Pesawaran, untuk mengantisipasi tisak sampai terjadi kemacetan.

Pada exit tol Masgar, Pesawaran menunjukkan pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor yang biasa melintasi jalan utama dari arah Kabupaten Lampung Tengah oleh petugas dialihkan ke Jalan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera.

Rekayasa lalu lintas itu dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Simpang Tegineneng menuju arah Kota Metro dan Kota Bandarlampung.

Jalan di persimpangan itu terutama pada hari besar keagamaan dipastikan macet dengan antrian bisa mencapai beberapa kilometer, baik dari arah Lampung Tengah maupun Kota Bandarlampung.

Namun, antrian panjang kendaraan terjadi saat akan memasuki pintu tol Masgar. Kemacetan diperparah oleh kendaraan yang menyerobot di bahu jalan.

Kondisi JTTS arah Lampung Tengah menuju Kota Bandarlampung sudah cukup baik, meskipun belum ada rambu-rambu lalu lintas maupun penerangan.

"Jalan tol fungsional tersebut dapat dilalui pemudik, meski tak ada rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan," kata Siti, pemudik asal Lampung Tengah.

Ia mengatakan, tol ruas jalan tersebut untuk antisipasi kemacetan panjang di persimpangan Tegineneng, terutama pada hari libur keagamaan.

"Para pemudik dapat masuk jalur alternatif masuk pintu keluar tol Masgar, dan akan keluar di Simpang Mandah (dekat kompi bantuan TNI dekat SPBU). Melalui jalur ini pemudik dapat terhindar kemacetan di Simpang Tegineneng, Kabupaten Pesawaran," ujarnya lagi.

Namun, menurut Siti, jarak tempuh tol tersebut hanya beberapa kilometer dan kendaraan kembali dialihkan ke jalan utama.

Sebagian bisa digunakan Sebelumnya, pengelola JTTS mengakui bahwa ruas yang sudah selesai dibangun pada jalur Bakauheni (Lampung Selatan)-Terbanggi Besar (Lampung Tengah) baru bisa digunakan oleh para pemudik sepanjang 14 km saja, yakni Bakauheni-Desa Hatta sepanjang sembilan km, dan Lematang-Kotabaru sepanjang lima km (dari panjang total ruas tol ini mencapai 40 km).

Kepala Operasional JTTS Lampung ,Hanung Hanindito, di Bakauheni mengatakan dari 140 km ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang sudah beroperasi adalah satu ruas dari Km 0 sampai Km 9 Pelabuhan Bakauheni menuju Desa Hatta.

"Ruas kedua yakni menuju Lematang-Kotabaru, dan sisanya kami siapkan infrastruktur jalan yang bisa dilalui secara fungsional oleh pemudik," ujarnya.

Tarif ruas tol tersebut hingga saat ini, kata Hanung, masih nol rupiah atau tidak ada tarif yang diberlakukan untuk melewati tol ini sampai ada keputusan lebih lanjut dari Kementerian PUPR. Namun pengguna jalan tol ini tetap diharuskan menggunakan kartu tol (e-Toll) yang diperlukan untuk bisa masuk dan keluar jalur tol yang belum seluruhnya rampung ini.

"Tapi yang jelas kami menunggu perintah jalan tol ini harus tersambung semua terlebih dahulu baru dapat dikenakan tarif semestinya," ujarnya lagi.

Pada tollgate di Gerbang Bakauheni Selatan, pihaknya telah menyediakan lima gardu, dan Bakauheni Utara empat gardu, sehingga menjadi sembilan gardu tollgate.

"Sedangkan di Lematang enam gardu, dan Kotabaru ada empat gardu, jadi total ada 19 gardu, semua telah dibuka, Tollgate tidak menerima uang tunai walaupun ini gratis tetap pengguna jalan harus menggunakan e-Toll," katanya.

Terkait penerangan lampu jalan, ia menegaskan bahwa telah lolos uji dan layak operasi, sehingga perlengkapan rambu lalu lintas dan lampu jalan sudah disiapkan.

"Kami juga menyediakan tempat beristirahat sementara dan membuka bengkel serta menyediakan BBM dari Pertamina serta klinik gratis, kami buka di setiap gerbang tol," kata dia lagi.

Dia menambahkan, selama operasional tol itu menunjukkan sudah mengalami kenaikan kendaraan pemudik yang melintas melalui jalur tol ini.

"Peningkatan kendaraan pengguna tol itu sampai 200 persen dibandingkan hari biasa, dan kemungkinan akan terus meningkat," katanya pula.

Pada ruas tol itu, terutama dari Desa Hatta menuju Bakauheni juga masih terlihat sejumlah pengguna sepeda motor melaluinya, padahal sudah ada larangan sepeda motor melintas, hanya kendaraan roda empat yang dibolehkan melewati jalan tol ini.

JTTS ditargetkan bisa tersambung setidaknya dari Lampung hingga ke Palembang, Provinsi Sumatera Selatan menjelang pelaksanaan Asian Games yang juga dilaksanakan di Palembang, selain Jakarta sebagai tempat pertandingannya.

Keberadaan JTTS ruas Bakauheni, Lampung Selatan menuju Terbanggi Besar, Lampung Tengah di Provinsi Lampung bagian dari ruas JTTS dari Provinsi Lampung menuju Aceh sebagian di antaranya dapat digunakan untuk memperlancar arus mudik dan balik Lebaran 2018.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan sejak awal sebelum Lebaran telah menyampaikan rencana pemanfaatan JTTS di Lampung itu untuk mendukung kelancaran angkutan Lebaran 2018 (1439 Hijriah) di wilayah yang menjadi pintu gerbang Sumatera dari dan ke Pulau Jawa ini.

Dia merincikan JTTS ruas dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan hingga Terbanggi Besar, Lampung Tengah dari lima paket, terdapat empat paket yang kondisional terakhir optimistis dapat digunakan pada angkutan Lebaran mendatang, kecuali satu paket yang pesimistis dapat digunakan untuk membantu mengurai kepadatan arus lalu lintas mudik dan balik Lebaran tahun ini.

Qodratul menyebutkan Paket I ruas Bakauheni-Hatta-Sidomulyo sepanjang 39,4 km saat ini sudah rigid beton semua dan bisa ke luar masuk pada exit toll Hatta dan atau Sidomulyo, Lampung Selatan, sehingga optimistis dapat digunakan pada angkutan Lebaran 2018 nanti.

Kemudian Paket II ruas Sidomulyo-Lematang-Kotabaru/Institut Teknologi Sumatera (Itera) sepanjang 40 km kini kondisinya sebagian rigid beton, namun ada beberapa spot cor tipis/dasar (link congkrit/LC) dan terdapat beberapa jembatan bailley.

"Namun, khusus ruas tol ini masih ada beberapa yang baru akan dieksekusi pembebasan lahannya pada pekan depan," ujar Qodratul. Karena itu, pihaknya pesimistis ruas tol ini dapat digunakan pada angkutan Lebaran nanti.

Selanjutnya, Paket III exit toll Branti-exit toll Metro/Tegineneng, Kabupaten Pesawaran sepanjang 13 km kondisinya kini sudah rigid beton semua, kecuali exit toll Branti yang masih kondisi beton tipis/dasar.

"Ruas tol ini bermanfaat untuk menghindari kemacetan di Simpang Tiga Tegineneng yang kerap terjadi penumpukan kendaraan," kata Qodratul lagi.

Ia pun optimistis ruas tol Paket III ini dapat digunakan pada angkutan Lebaran 2018 nanti.

Lalu, Paket IV exit toll Gunung Sugih-exit toll Terbanggi Besar sepanjang sembilan km kondisinya sudah rigid beton semua. "Ruas tol ini juga bermanfaat untuk menghindari kemacetan di Pasar Bandarjaya, Lampung Tengah yang dalam beberapa tahun terakhir belum teratasi," katanya lagi.

Ia pun optimistis keberadaan ruas tol ini bisa digunakan angkutan Lebaran 2018 untuk membantu mengurai kemacetan di jalur tersebut.

Qodratul juga menyebutkan Paket V exit toll Terbanggi Besar-exit toll Batin Udik sepanjang 25 km kini kondisinya sebagian rigid beton dan sebagian lagi cor tipis/dasar, optimistis dapat pula digunakan untuk mendukung kelancaran lalu lintas pada angkutan Lebaran 2018 mendatang.

"Kami terus berkoordinasi dengan pengelola jalan tol itu serta para pihak terkait lainnya untuk memastikan kelancaran angkutan Lebaran 2018 dengan dukungan infrastruktur jalan yang dapat digunakan termasuk Jalan Tol Trans Sumatera maupun ruas Jalan Lintas Sumatera khususnya di wilayah Provinsi Lampung kini sedang dalam perbaikan dan perawatan jalan yang diperlukan," Kata Qodratul Ikhwan pula.

Lampung memiliki ruas jalan nasional (Jalan Lintas Sumatera-Lintas Tengah, Lintas Barat, Lintas Timur, dan Jalan Lintas Pantai Timur) sekitar 1.100 km, dan jalan provinsi sepanjang 1.700 km) kini dalam kondisi terus dilakukan perbaikan dan perawatan yang diperlukan secara bertahap, meskipun harus dihentikan sementara pada arus mudik dan balik Lebaran, termasuk ruas Jalan Lintas Timur Sumatera dari Lampung ke Sumatera Selatan yang kondisinya kerusakannya dikeluhkan pengguna jalan yang selalu padat dilalui angkutan barang dan mobil pribadi ini.

Kerusakan pada ruas Jalinsum di Lampung khususnya pada Jalan Lintas Timur Sumatera, serta kepadatan arus lalu lintas pengguna kendaraan bermotor saat arus mudik dan balik Lebaran 2018 menjadikan ruas jalan tol di Lampung menjadi alternatif agar tidak terjebak macet saat akan mudik dan balik usai Lebaran 2018 ini.

Kenyataannya, ekspose tentang keberadaan ruas jalan tol di Lampung itu telah menjadi daya tarik yang dilirik pemudik untuk mencoba menggunakannya sebagai jalur alternatif, meskipun baru sebagian ruas jalan tol dapat dilalui dan harus bersusah payah mencari pintu masuk dan keluar melalui jalan perkampungan di sekitarnya.

Mereka berharap pembangunan JTTS ini segera dirampungkan, sehingga mimpi lama dapat melintasi jalan tol di luar Pulau Jawa di Sumatera dari Provinsi Lampung hingga ke Aceh ini dapat segera terwujud.