Umat Buddha sudah memadati vihara sejak pukul 07.00 WIB. Prosesi diawali persembahan untuk umat bulan bahagia, kemudian anak-anak sekolah manggala mempersembahkan bunga untuk biksu sangha, pembacaan parita, pemberkahan oleh biksu dan taraparamita.
"Tema waisak 2562 BE tahun ini 'Harmoni Dalam Kebhinekaan Untuk Bangsa' yakni suatu upaya mengajak umat membawa ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kekokohan," Kata Pembina Vihara Dharmakirti Palembang Pandita Darus Hidayat, Selasa.
Menurutnya dengan penerapan ajaran oleh umat Buddha sendiri, kerukunan bangsa dan kerukunan agama menjadi pondasi kuat kekokohan bangsa Indonesia.
Apalagi terkait kondisi kebhinekaan Indonesia saat ini, masing-masing umat buddha harus bisa mengaplikasikan ajaran Buddha sebagaimana cerminan yang dicontohkan pelopor kebangkitan agama Buddha Indonesia mendiang Ashin Jinarakkhita Mahathera.
"Beliau mengedepankan pandangan objektif kebhinekaan Indonesia seperti suku, agama, ras dan antar golongan serta menghargai segala bentuk perbedaan demi terciptanya kerukunan bangsa," lanjut Pandita Darus Hidayat.
Sebelum perayaan puncak waisak (29/5), sejak 6 Mei sudah dilakukan beberapa prosesi seperti pengambilan air berkah, pembekalan wisudhi, pindapatta, pekan athasila kunjungan kasih, Yi Fo perayaan waisak Siguntang, dan penyalaan pelita waisak.
Dua prosesi yang masih akan dilaksanakan yakni wisudhi upasaka/upasika serta detik sidhi waisak 2562 malam nanti.
