Produksi industri manufaktur alami pertumbuhan

id industri manufaktur,manufaktur,bps, badan pusat statistik,industri skala besar,produksi industri ,industri karet

Produksi industri manufaktur alami pertumbuhan

Pabrik pengolahan karet di kawasan industri terpadu (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pertumbuhan produksi industri manufaktur dalam skala besar dan sedang di Sumatera Selatan pada triwulan I tahun 2018 mengalami pertumbuhan minus 1,70 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Yos Rusdiansyah di Palembang, Senin mengatakan, pertumbuhan produksi ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya minus 15,54 persen.

Menurut dia, berdasarkan hasil survei industri sekala besar dan sedang (IBS) terhadap 37 sampel perusahaan di Sumatera Selatan setiap bulannya bahwa kenaikan yang cukup tinggi pada nilai pertumbuhan IBS pada triwulan I tahun 2018 utamanya disebabkan oleh kenaikan industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) sebesar 20,35 persen.

Kemudahan untuk mendapatkan bahan baku dan dengan harga yang cukup mendukung menyebabkan terjadinya peningkatan produksi pada industri ini.

Selain itu, peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20) sebesar 14,24 persen, katanya.

Namun untuk industri makanan (KBLI 10) mengalami perlambatan pertumbuhan yang paling tinggi pada triwulan I tahun 2018 sebesar minus 26,49 persen dibandingkan jenis IBS lainnya.

Sementara produksi industri manufaktur mikro kecil (IMK) Sumsel triwulan I tahun 2018 tumbuh sebesar 3,88 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar minus 4,56 persen, ujarnya.

Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada industri mesin dan perlengkapan YTDL sebesar 24,68 persen, sebaliknya pertumbuhan produksi terendah terjadi pada industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer sebesar minus 41,37 persen.

Pertumbuhan produksi IMK Sumsel triwulan I tahun 2018 lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional sebesar 3,09 persen, katanya.