Sensasi bakso dengkul sapi

id bakso,berita sumsel,berita palembang,daging sapi,bahan baku yang pas,mash ahadi,bakso gratis

Sensasi bakso dengkul sapi

Arsip - Pekerja membuat bakso sapi. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Setelah bakso dengkul sapi, maka akan dihadirkan mi ayam tengkleng dengkul sapi
Kreativitas usaha kuliner di masyarakat terus muncul dan bertumbuh dengan beragam jenis serta strategi pemasarannya.

Salah satunya bakso yang sudah amat terkenal di seantero wilayah Indonesia. Bakso digemari beragam kalangan dan hadir dengan beragam cita rasa.

Sekilas kalau bicara bakso, orang lebih terbayang sebuah makanan kuah yang utamanya dicirikan dengan bulatan-bulatan berisi kombinasi tepung dan daging. Itulah bayangan dan pemahaman kalau mengingat bakso.

Tetapi bakso yang diracik Mas Hadi tidak hanya seperti itu. Sajian bakso Mas Hadi memiliki kekhasan berupa tengkleng dengkul sapi.

Mas Hadi pada Sabtu (5/5) mulai membuka lapak baksonya di gerai makanan yang ada di samping parkiran Kitamart di Jalan Tri Satya Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Untuk hari pertama masa penjualan, baksonya digratiskan untuk masyarakat.

Masyarakat pun berdatangan untuk merasakan cita rasa bakso yang mengusung "brand" Bakso Tengkleng Dengkul Sapi "Mas Hadi" itu. Dalam waktu beberapa jam baksonya pun ludes.

Beberapa pengunjung mengaku terkesan dan baksonya dinilai enak. Berbeda dengan bakso umumnya, warga merasakan ada sensasi baru berupa dengkul sapi dalamsajian baksonya.

Dengkul sapi yang disajikan dalam bakso di sini bukan berbentuk daging atau urat dan sumsum dengkul sapi. Tetapi dengkul sapi disajikan dalam bentuk cacahan.

Karena itu di dalam mangkok masih tersaji cacahan dengkul sapi yang masih diliputi daging dan urat dengkul. Selain itu juga ada sumsum dan tulang muda.

Inilah yang membedakan bakso di sini dengan cita rasa di lapak atau gerai bakso lainnya. Dari namanya saja sudah jelas bahwa bakso di sini dikombinasikan dengan dengkul sapi yang sudah dimasak.

Bakso umumnya berupa sajian makanan berkuah hasil adonan tepung dan daging yang digiling lembut. Kuliner di lapak bakso ini memiliki sensasi tersendiri bila ada daging, urat, ulang muda dan sumsum yang masih menempel di tulang-tulang dengkul.

Cara memasak cacahan dengkul sapi yang tepat menjadikan daging terasa lembut dan gampang lepas dari serpihan tulang dengkul. Inilah sensasinya, yakni makan bakso tetapi juga ada kombinasi tulang dengkul yang masih ada dagingnya.

Sekilas seperti coto Makassar tetapi kuahnya layaknya kuah bakso. Dikatakan bakso tetapi ada cacahan tulang dengkul sapi.

Itu yang membedakan bakso di sini dengan yang lainnya. Apalagi baksonya yang lembut dengan dagingnya berkualitas.

Baksonya terasa banyak daging menandakan bahwa kandungan dagingnya seimbang dengan tepung dan bumbu-bumbu lainnya.

Di lapak bakso ini, penyedap rasa yang digunakan juga berbeda dengan umumnya. Untuk menghadirkan cita rasa tersendiri, penyedap rasa yang digunakan terbuat dari kaldu murni jamur.

Untuk cita rasa yang khas itu, Mas Hadi mematok harga hanya Rp15 ribu per porsi/mangkok. Harga ini terbilang murah meriah dan wajar untuk konsumen.

Hijrah Berjualan bakso bagi Mas Hadi merupakan era baru dalam kehidupannya. Semua ini tentu berawal dari hobi atau suka makan bakso.

Dikatakan era baru karena selama ini hidupnya bukan di dunia bakso. Dia mengaku baru saja "resign" dari pekerjaan rutinnya di sebuah bank.

Selama sekitar 15 tahun dia bekerja di bank, sebuah rentang waktu yang tidak bisa dikatakan singkat. Sebelum "hijrah" ke era baru kehidupannya ini, terakhir dia menangani bagian kredit.

Kini dia sehari-hari akan fokus dengan dunia baksonya. Obsesinya adalah membesarkan usahanya itu.

Ada rasa optimistis dengan usahanya yang baru ini. Apalagi sejumlah langkah terobosan sedang disiapkan untuk membuat usahanya berkembang.

Selain menjaga cita rasa dan pelayanan yang baik, dia akan melengkapi jualan baksonya dengan mi ayam. Mi ayam yang akan dijualnya juga khas karena dilengkapi bahan dari dengkul sapi.

Setelah bakso dengkul sapi, maka akan dihadirkan mi ayam tengkleng dengkul sapi. Seperti apa rasanya, konsumen sedang menunggu mi ayam khas dengkul sapi racikan pria asal Solo, Jawa Tengah ini.

Selain mempersiapkan mi ayam dengkul sapi, dia juga merancang strategi pemasarannya. Konsumen memiliki opsi makan di tempat yang telah disediakan atau bisa juga dibungkus untuk dinikmati di rumah dan tempat lain.

Nantinya warga dan pelanggan yang ingin membeli bakso dan mi ayam tengkleng dengkul sapi tetapi tidak bisa datang karena alasan tertentu diupayakan bisa memesan secara "online". Dia juga akan menjajaki kerja sama dengan ojek "online".

Dia juga sedang merencanakan pembuatan website sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai produknya.

Selain itu mempromosikan produknya di media-media sosial.

Dengan strategi pemasaran itu diyakini bakso dan mi ayam tengkleng dengkul sapi khas Solo ini akan berkembang. Jika sistem manajemen sudah bagus dan omzetnya stabil, bukan tidak mungkin akan membuka cabang di tempat lain.

Bahkan kerja sama dengan pihak lain juga memungkinkan untuk dilakukan. Kerja sama ini, misalnya, melalui skema waralaba.