Memperkenalkan tradisi baru peringati Hardiknas

id Hardiknas,berita sumsel,berita palembang,pendidikan Katakter,Mendikbud,Muhadjir Effendy

Memperkenalkan tradisi baru peringati Hardiknas

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (ANTARA /Puspa Perwitasari)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya mulai tahun ini memperkenalkan tradisi baru dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei.

"Mulai tahun ini, kami memperkenalkan tradisi baru yaitu peringatan Hardikanas dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia selama sepekan penuh," ujar Mendikbud di Jakarta, Minggu.

Untuk tahun depan, pihaknya mengharapkan peringatan Hardiknas bisa dilakukan selama satu bulan dengan melibatkan berbagai pihak dalam spektrum yang lebih luas dengan kegiatan yang lebih beragam.

"Kami juga menyelenggarakan pemutaran film dalam negeri khususnya hasil karya para kawula muda," katanya.

Pemutaran film dilakukan secara serentak di 34 provinsi dalam rentang 21 April hingga 27 April. Dia menjelaskan pemutaran film tersebut bertujuan untuk memberi penghargaan terhadap karya kreatif anak bangsa.

Film yang dipilih adalah film yang bermuatan pesan pesan pendidikan termasuk pendidikan Katakter termasuk yang dipilih.

"Namun jangan dipahami secara hitam putih, bahwa yang diputar adalah film yang bermuatan 100 persen pesan pendidikan. Tidak begitu," jelas Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Kepala Pusat Pengembangan Film Kemdikbud, Maman Wijaya, menambahkan film yang diputar merupakan film yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter.

Terdapat setidaknya lima nilai pendidikan karakter yang termuat dalam film tersebut yakni integritas, cinta Tanah Air, kemandirian, gotong royong, dan religius.

Film-film yang diputar tersebut yakni Ada Surga di Rumahmu, Air Mata Terakhir Bunda, Ambilkan Bulan, Atambua 39, Ayat-ayat Adinda, Bulan Di Atas Kuburan, Cahaya Dari Timur, Cinta dari Wamena, Demi Ucok, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Keumala, Mencari Hilal, dan lainnya.

"Nilai yang terkandung di dalamnya yakni unsur pendidikan karakter dan kedaerahan," kata Maman.

Maman menjelaskan film Dilan 1990 maupun Tan Malaka tidak termasuk dalam film yang dikurasi. Pihaknya memberikan kebebasan kepada pihak panitia penyelenggara di masing-masing daerah, akan tetapi tanggung jawab sendiri.

"Kami mengapresiasi respon dari masyarakat serta kami akan mengoreksi jika ada masukan dari masyarakat," cetus Maman.