Ketua dewan pengawas Komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Ekawati mengatakan hal ini digelar memperingati hari bumi dan mengambil tema perempuan dan bumi.
"Seperti minyak kelapa, keripik pisang, singkong, kopi dan produk lainnya yang diolah secara rumahan oleh para ibu rumah tangga, itu artinya bumi adalah ibu yang harus dijaga" ungkapnya.
Dia juga menambahkan terdapat 50 jenis produk olahan dari komunitas (SP) yang berasal dari 4 Kabupaten di Sumatera Selatan di pamerkan untuk dijual kepada warga Palembang.
Komunitas Solidaritas Perempuan sudah tersebar diseluruh Sumsel, antara lain di desa Merbau, Simpang Bayan, Nusantara, Sri Bandung, dan Cawang.
"Komunitas ini telah ada sejak 2002, anggota kami memiliki latar belakang petani, pedagang, buruh, aktivis dan akademisi, jelas Eka.
Ia menambahkan pihaknya memiliki tiga kegiatan, seperti perempuan dan sumber daya, perempuan dan pangan, serta penguatan organisasi perempuan.
Ersya Khairunisa, mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Sriwijaya Palembang mengaku bergabung dengan komunitas SP untuk memperluas wawasan ditambah lagi ia sangat menyukai kegiatan sosial.
