Piawai rawat Lansia, Mahasiswa "go internasional"

id mahasiswa umm,mahasis go internasional,umm malang,perawat lansia,lansia,piawai merawat lansia

Piawai rawat Lansia, Mahasiswa "go internasional"

Arsip - Pemeriksaan kesehatan para Lansia (ANTARA FOTO)

Malang (ANTARA News Sumsel) - Sebanyak empat mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) "go internasional" karena kepiawaiannya dalam merawat para lanjut usia (lansia).

Dekan Fikes UMM Faqih Ruhyanudin, Sabtu mengatakan keempat mahasiswa tersebut bakal mengikuti Program Training Keperawatan Lansia di Taiwan setelah menyisihkan puluhan mahasiswa lainnya dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air.

"Ada 28 mahasiswa Ners yang lolos di seluruh Indonesia dan empat di antaranya dari UMM. Program yang diikuti keempat mahasiswa kami ini dapat memantapkan pengetahuan, keterampian dan pengalaman internasional, khususnya dalam merawat para lansia," ujarnya di Malang, Jawa Timur.

Keempat mahasiswa yang lolos seleksi nasional dan mengikuti Program Training Keperawatan Lansia itu adalah Bagus Candra Buana, Deby Agustya Widyasuci, Intan Kurniaty dan Lutfi Nurina A. Abdullah.

Sementara itu, dosen Fikes UMM Ns Zaqqi Ubaidillah mengatakan hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut lulusan profesi perawat tidak hanya mumpuni, namun juga dapat bersaing dikancah internasional.

"Ners UMM dapat bersaing dengan perawat-perawat di Asia karena adanya MEA dan  saat mereka kembali ke Tanah Air dapat memajukan profesi keperawatan , terutama dalam perawatan lansia," kata Zaqqi.

Program Training Keperawatan Lansia di Taiwan merupakan program dari National Taiwan University for Nursing and Health Science (NTUNHS). Mahasiswa Ners yang lolos program tersebut berangkat, Minggu (25/3). Mereka akan mengikuti program training di Eldery Care selama sepuluh bulan.

Mereka nantinya tidak hanya memperoleh pengalaman internasional, tetapi pengalaman lain yang tidak didapatkan selama perkuliahan maupun praktik di Tanah Air. Selama mengikuti program tersebut, mereka akan memperoleh fasilitas tempat tinggal secara gratis, pelatihan bahasa Mandarin serta penghasilan sebesar 20.000 NTD per bulan.

Bagus Candra Buana salah satu peserta yang lolos seleksi mengaku bangga dapat membawa nama UMM dikancah Asia. Ia pun mengaku siap berbagi ilmu dan pengalaman yang nantinya akan didapat kepada teman-teman sejawatnya.

"Alhamdulillah saya sangat bangga dan bersyukur sekali. Nanti semoga ilmu yang kami dapatkan selama mengikuti training di Taiwan bisa kami terapkan di Indonesia, khususnya teman-teman sesama perawat," ucapnya.

Selama satu tahun terakhir ini, UMM telah menjalin kerja sama dengan Taiwan di berbagai bidang. Selain di bidang pertukaran mahasiswa dan dosen, juga ada joint research serta pengiriman imam masjid di Taiwan, dimana seleksinya dipercayakan kepada UMM.