Penurunan harga daging ayam ras redam inflasi Palembang

id ayam potong,telur, daging ayam, inflasi palembang,harga telur turun, bps,pedagang ayam,pedagang telur

Penurunan harga daging ayam ras redam inflasi Palembang

Pedagang daging ayam ras (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/15)

Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Penurunan harga daging ayam dan telur ayam ras mampu meredam inflasi di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan menjadi minus 0,06 persen selama Februari 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Yos Rusdiansyah, di Palembang, Jumat, mengatakan penurunan harga daging ayam ras hingga 10,33 persen mampu meredam gejolak inflasi meski beras seringkali menjadi faktor utama inflasi mengalami kenaikan harga.

"Penurunan harganya tinggi pada komoditas ayam, sehingga meski beras merupakan satu dari ratusan komoditas yang kami pantau naik, namun inflasi ikut terkerek turun karena andil penurunan harga kelompok lain," kata dia.

Yos mengatakan penurunan harga daging ayam bisa saja disebabkan stok yang melimpah di pasar.

Apalagi, kata dia, pedagang menyediakan pasokan lebih banyak untuk menghadapi kenaikan permintaan pada momen Hari Raya Imlek pada bulan lalu.

"Stoknya cukup, berapa pun permintaan daging ayam tersedia, sehingga kami lihat antisipasi pedagang cukup besar untuk menghadapi Imlek," kata dia pula.??

Ia menjelaskan dari pemantauan terhadap 386 komoditas di Kota Palembang terdapat 70 komoditas yang mengalami penurunan harga.

Selain daging ayam dan telur ayam ras, penurunan harga juga terjadi pada komoditas angkutan udara, minyak goreng serta kelompok bahan makanan lainnya, seperti daun katuk, kangkung, dan bayam.

"Penurunan harga komoditas tersebut mampu meredam gejolak inflasi dari kenaikan harga komoditas bawang merah, bawang putih, bensin, cabai merah, rokok kretek, dan bahan bakar rumah tangga," kata dia.

Inflasi Sumsel mencapai 2,96 persen sepanjang 2017 atau?di bawah target yang dipatok pemerintah sebesar 3 hingga 5 persen.

Sedangkan untuk inflasi IHK Sumsel pada 2018 diperkirakan cukup terkendali dalam rentang 3,5 persen plus minus 1 persen tahun 2018, apabila policy pangan tetap kuat dan tidak terdapat isu kenaikan administered prices.