Indonesia miliki 10.000 komunitas peduli kebersihan pantai

id pantai,komunitas kebersihan pantai,berita sumsel,berita palembang,pantai bersih,pantai dipenuhi sampah,pedulu kebersihan

Indonesia miliki 10.000 komunitas peduli kebersihan pantai

Arsip- Bersih-bersih pantai kuta (ANTARA)

Kuta, Bali (ANTARA News Sumsel) - Indonesia memiliki 10.000 komunitas tersebar di 24 provinsi yang aktif dan peduli dalam penanggulangan sampah plastik atau menjaga kebersihan pesisir pantai, guna menarik kunjungan wistawan domestik dan mancanegara.

Deputi IV Bidang Koordinator SDM, Iptek dan Kebudayaan Maritim dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Safri Burhanudin di Kuta, Sabtu, mengatakan ribuan komunitas ini sebagai ujung tombak pelestarian lingkungan yang ada di masing-masing daerah.

"Salah satunya Bali yang memiliki komunitas perduli kebersihan pantai ini dengan rutin melakukan aksi membersihkan sampah di pesisir pantai," ujar Safri dalam kampanye kebersihan pantai oleh komunitas Satu Pulau Satu Suara.

Ia mengatakan, masing-masing komunitas jumlah anggotanya bisa mencapai 100-200 orang yang aktif peduli terhadap lingkungannya dan diharapkan jumlahnya terus bertambah.

"Hal ini juga sudah menjadi komitmen presiden di Badan Dunia The Group of Twenty (G-20) untuk mengurangi plastik laut dengan didukung aksi nyata dari pemerintah pusat, provinsi dan masyarakat," ujarnya
disela-sela kampanye Satu Pulau Satu Suara dengan aksi bersih-bersih di Pantai Legian itu.

Selain itu, pihaknya mendorong keberadaan komunitas ini dapat mengurangi sampah di perairan Indonesia hingga 70 persen, bahkan pemerintah pusat menargetkan Tahun 2025 untuk Indonesia bebas dari sampah plastik.

Oleh karena itu, Tahun 2018 ini banyak riset tentang plastik laut dengan mencari tahu berapa data terbaru dan akan melakukan uji tiap tahunnya, apakah terjadi penambahan jumlah plastik atau sebaliknya.

Berdasarkan data, Indonesia produksi sampah plastik 5,6 juta ton per tahun dan yang bisa digunakan kembali menjadi pupuk 3,3 juta ton, dapat didaur ulang kembali sekitar 1,6 juta dan sisanya 170 ribu ton per tahun yang diperkirakan berada di mana-mana.

"Salah satu contoh sampah yang berhasil dikumpulkan dapat didaur ulang menjadi aspal yang telah dicoba oleh Universitas Udayana. Kalau semua sampah dibuang ke TPA, tidak akan menyelesaikan masalah dan akan terus menumpuk," katanya.

Pihaknya juga mendukung, usulan terakhir dan disetujui oleh Pemerintah Provinsi Bali agar Tahun 2018, TPA Suwung Denpasar dibangun "waste-to-energy TPA" atau pembangkit listrik tenaga sampah.

"Dengan adanya hal ini akan mengakhiri semua keberadaan sampah yang tidak bisa didaur ulang," katanya.
(T.KR-SRW/E.M. Yacub)