BKKBN Sumsel monitor kampung KB di dua desa Kabupaten OKI

id bkkbn, pil kb, peserta kb,kampung kb,alat kontrasepsi kb,kepala bkkbn,pus,keluarga berencana,keluarga sejahtera

BKKBN Sumsel monitor kampung KB di dua desa Kabupaten OKI

Tim BKKBN Sumsel berdialog dengan warga Desa Karang Agung Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). (ANTARA News Sumsel/Ist/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Jajaran Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan memonitor pelaksanaan Kampung KB di dua desa di Kabupaten Ogan Komering yakni Desa Karang Agung Kecamatan Jejawi dan Desa Terusan Menang Kecamatan SP Padang.

Kepala BKKBN Provinsi Sumatera Selatan Waspi dalam kunjungan ke desa tersebut pada 25 Januari lalu mengatakan pemantauan langsung ini untuk melihat bagaimana implementasi langsung program Kampung KB yang sudah dicanangkan pemerintah sejak dua tahun lalu.

"Kampung KB ini merupakan inovasi strategis untuk memberdayakan masyarakat. Kedatangan kami ini untuk melihat sejauh mana implemetasinya," kata dia.

Dalam kunjungan ini, jajaran Perwakilan BKKBN Sumsel juga bersilaturahim dengan para tokoh masyarakat, kader-kader KB, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), para penyuluh, dan perangkat desa.

Selain itu juga digelar kegiatan dialog dan tanya jawab dengan masyarakat desa. Dalam dialog interaktif itu, BKKBN menyerap aspirasi, saran dan usul dalam  masyarakat dalam kaitan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

"Pada kesempatan ini, kami juga menekankan pentingnya memberikan asupan gizi yang seimbang bagi keluarga. Hal ini bertujuan mencegah stunting yakni tumbuh kembang yang tidak sesuai usia," kata Waspi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menargetkan kampung KB telah terbentuk di tiap-tiap kecamatan pada 2018 karena pada 2019 ditargetkan di tiap kelurahan.

Target ini untuk mendongkrak jumlah aseptor dan menurunkan angka drop out lantaran kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan

Tim BKKBN Sumsel berdialog dengan warga Desa Karang Agung Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Waspi mengatakan, melalui Kampung KB ini peserta program Keluarga Berencana akan didorong menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang, yakni implant dan spiral untuk mencegah potensi terjadinya kelalaian.

Upaya ini harus dilakukan terus menerus mengingat berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui bahwa TFR (jumlah kelahiran bayi dari wanita usia subur) di angka 2,8 (melewati dua orang tapi tidak mencapai angka tiga orang).

Capaian ini tidak menggembirakan mengingat angka 2,8 itu sudah dicapai pada satu dekade sebelumnya. Artinya, terjadi stagnasi pada program Kependudukan dan KB.

Oleh karena itu, tidak heran kiranya Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan angka TFR pada 2017 telah menembus angka 2,3 secara nasional, sedangkan Sumsel ditargetkan 2,4.

Kampung KB sendiri dipandang sebagai miniatur pembangunan manusia berwawasan kependudukan yang sangat tepat dikembangkan di seluruh Indonesia hingga ke daerah perbatasan dan terisolir. (Dolly Rosana/Adv)