Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA) menilai usaha kecil menengah yang menjual produk lokal harus mengikuti perkembangan transaksi dagang daring (e-commerce) karena masih banyaknya peluang dari ekonomi digital di Indonesia.
Dalam diskusi bertajuk "Darurat Serbuan OTT Asing" di Jakarta, Sabtu, Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia idEA sekaligus CEO Blanja.com, Aulia E. Martino mengatakan mengatakan perkembangan munculnya penyelenggara sistem elektronik atau "over the top" (OTT) asing yang masuk ke Indonesia maka pelaku UKM lokal harus ikut berkompetisi, terutama dalam memasarkan produknya, baik ke domestik dan internasional.
"Yang kita lihat bukan soal OTT asingnya, tetapi bagaimana membawa industri lokal lebih cepat, produk dari Jawa bisa masuk ke Aceh, masuk ke Papua, Selawesi, dan terjadi distribusi merata. Saat bersamaan juga, kita bisa bawa mereka ke global," kata Aulia.
Meski transaksi dagang daring (e-commerce) dari sistem aplikasi asing sudah mulai masuk ke Indonesia, menurut dia, kehadirannya belum mengeksploitasi pasar domestik. Oleh karena itu, pelaku bisnis dalam negeri terutama di daerah harus bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik.
Menurut dia, e-commerce harus didukung dengan keberpihakan semua pihak, dan tidak berfokus hanya pada kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Keuangan.
Pelaku UKM lokal yang sedang berkembang di daerah asalnya pun juga tidak perlu dibebankan dengan administrasi. Sebaliknya, harus didukung dengan fasilitas untuk mengembangkan produknya agar layak dijual dalam situs belanja daring.
"Banyak keberpihakan yang bisa dibangun, tidak hanya soal blokir sana-sini. Banyak anak-anak muda yang bikin aplikasi. Namun, gimana caranya bisa mengongkosi ide brilian itu kalau tidak ada keberpihakan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Samuel Abrijani mencatat total transaksi daring di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 20 miliar dolar AS. Transaksi tersebut masih jauh dari target pemerintah sebesar 200 miliar dolar AS.
Selain itu, dia memaparkan jumlah pengguna internet yang melakukan transkasi daring hanya 28 juta orang dengan rata-rata pengeluaran belanja sekitar 251 dolar AS.
"Saya pikir ini 'wake up call' untuk pebisnis lokal karena sekarang banyak sekali peluang investasi dari teman-teman pembuat aplikator. Tugas kita membuat makin banyak orang yang transaksi dan menjual produk lokal," kata Samuel.
(T.M053/D. Kliwantoro)
Berita Terkait
Rooney ditangkap desember lalu di AS karena mabuk
Senin, 7 Januari 2019 10:34 Wib
Polisi bekuk kurir sabu-sabu di Palembang
Minggu, 6 Januari 2019 19:59 Wib
Bupati Musi Banyuasin paparkan ekonomi hijau di COP-24
Minggu, 16 Desember 2018 11:30 Wib
Muhammadiyah Ogan Komering Ulu budidayakan lele
Sabtu, 27 Oktober 2018 10:18 Wib
Hujan dua jam akibatkan permukiman di Palembang terendam
Kamis, 25 Oktober 2018 22:18 Wib
Warga berharap tiket Asian Para Games terjangkau
Minggu, 23 September 2018 12:22 Wib
Alvarez beri kekalahan pertama bagi Golovkin
Minggu, 16 September 2018 22:31 Wib
"Sakral" Film horor yang menaytukan kekuatan cinta
Minggu, 16 September 2018 13:53 Wib