Langsa, Aceh (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah Kota Langsa, Provinsi Aceh, terus mengembangkan dua destinasi wisata andalan yang menjadi ikon daerah tersebut, yakni ruang terbuka hijau (RTH) dan kawasan hutan bakau sebagai upaya mendukung program Visit Indonesia.
"Kita sedang mengeliatkan wisata Kota Langsa di RTH atau hutan kota dan hutan mangrove Kuala Langsa sebagai ikon destinasi wisata di tahun 2018," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Langsa, Syafrizal di Langsa, Sabtu.
Menurut dia, kedua destinasi tersebut telah menyedot pengunjung dari Kota Langsa dan sekitarnya. Bahkan, tidak sedikit warga kabupaten tetangga yang masuk wilayah Sumatera Utara, berkunjung ke hutan kota yang terletak di Desa Paya Bujuk Seuleumak Kecamatan Langsa Baro dan kawasan mangrove di Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat.
"Destinasi hutan kota dan kawasan mangrove ini telah menyedot perhatian. Catatan kami lebih dari 40 persen pengunjung berasal dari luar Kota Langsa, termasuk Sumatera Utara," sebutnya.
Syafrizal berujar kawasan hutan mangrove telah dibangun jembatan baru, selain jembatan hijau yang sempat viral beberapa waktu lalu. Ada pula, pembangunan tower/menara setinggi 45 meter dengan menelan biaya Rp15 miliar rupiah bersumber dari dana Otsus yang dikelola pemerintah provinsi.
"Nanti kita bisa melihat indahnya kawasan hutan mangrove dari menara tersebut. Ini bagian dari komitmen Bapak Wali Kota menyukseskan visit Indonesia dan upaya meningkatkan pendapatan asli daerah di Langsa," paparnya.
Selain itu, kawasan RTH (hutan kota) juga terus dilakukan pembenahan sarana dan prasaranya, sehingga pengunjung bisa lebih nyaman berada di objek wisata tersebut. Pembenahan itu seperti pembuatan paving blok, kandang penakaran buaya dan lainnya.
Disebutkan, untuk tahun 2018 pihaknya juga mempersiapkan kegiatan selain pembangunan fisik, seperti event Langsa Adventure Bike dan Langsa Extrime Off Road, yang digelar bulan Oktober mendatang, dalam rangka Hari Ulang Tahun Kota Langsa ke-17.
Kemudian, ada pula pelaksanaan Langsa Fair di bulan Juli dan Festival Melayu Serumpun diawal Oktober nanti. "Program tahunan itu seperti Langsa Adventure Bike dan Off Road serta Langsa Fair. Kalau festival melayu serumpun program provinsi yang dilaksanakan di Langsa," jelas Syafrizal.
Diakui, dengan bergeliatnya kepariwisataan Kota Langsa maka perekonomian warga juga meningkat. Perhotelan tumbuh, usaha kuliner semakin menjanjikan serta terciptanya lapangan kerja baru disekitar lokasi wisata tersebut.
Syafrizal mengajak komponen masyarakat Kota Langsa, untuk terus mendukung program Wali Kota Usman Abdullah dalam memajukan sektor pariwisata. Terlebih, sektor tersebut langsung memeberi manfaat bagi perekonomian warga.
"Ayo berkunjung ke Langsa. Warga Langsa siap menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu wisatawan dari daerah lainnya," tutup Syafrizal mengimbau.
(T.KR-MKH/B/H.D. Suryatmojo
Berita Terkait
Perahu motor anggota KPU Mamberamo terbalik usai tabrak akar bakau
Minggu, 4 Februari 2024 11:13 Wib
LKBN ANTARA tanam mangrove
Senin, 11 Desember 2023 13:59 Wib
Budi daya kepiting bakau wagra suku Sawang
Sabtu, 10 Juni 2023 11:31 Wib
Kepiting bakau bakal jadi primadona desa pesisir Bangka Tengah
Minggu, 21 Mei 2023 21:06 Wib
Kapal rute Karimun-Selatpanjang tabrak hutan bakau di Perairan Meranti
Minggu, 12 Februari 2023 14:50 Wib
Seribuan kepiting bakau ditebar di hutan mangrove Kepri
Sabtu, 21 Januari 2023 13:36 Wib
PTBA rehabilitasi mangrove bantu pulihkan 600.000 Ha
Kamis, 17 November 2022 19:16 Wib
Tamu negara mulai tiba di Tahura Ngurah Rai kompak kenakan baju putih
Rabu, 16 November 2022 10:06 Wib