Jangan beri stigma buruk penderita AIDS

id aids,penderita penyakit aids,stigma buruk masyarakat,pandangan negatif masyarakat,dikucilkan masyarakat,penyakit mematikan,berita palembang,berita sum

Jangan beri stigma buruk penderita AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Padang (Antaranews Sumsel) - Konsultan penyakit tropik dan infeksi Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang dr Armen Ahmad SpPd mengingatkan masyarakat untuk tidak memberikan stigma buruk kepada penderita HIV dan AIDS.

"Salah satu masalah besar yang dihadapi penderita HIV dan AIDS adalah mereka mendapatkan stigma buruk tidak hanya dari masyarakat bahkan petugas medis juga," kata dia di Padang, Senin.

Ia menceritakan saking kuatnya stigma buruk terhadap penderita HIV AIDS pernah ada di salah satu kabupaten di Sumatera Barat ketika penderita tersebut meninggal ditolak untuk dikuburkan di kampungnya.

"Saya pernah diminta menangani tiga pasien yang ditolak dikubur, padahal itu sudah bukan urusan medis lagi, jenazahnya ditolak kepala desa hingga pemuka adat akhirnya terpaksa kita  advokasi," kata Armen yang juga menjabat bagian Advokasi Komisi Penanggulan AIDS Sumbar.

Menurutnya karena stigma tersebut banyak pasien yang mengalami gejala HIV AIDS saat konsultasi ke dokter pada awalnya mereka menolak ketika ditanya apakah pernah melakukan hal-hal yang berisiko tertular sumber penyakit itu.

"Karena biasa menghadapi orang seperti itu melihat gejalanya saja kita sudah tahu, tapi di awal mereka tidak mau mengaku,"ujarnya.

Ia menceritakan pernah menemukan seorang pasien yang akan dioperasi di otaknya karena ada nanah dan dikonsultasikan oleh rekan sejawatnya.

"Pasien saya tanya, kalau kamu jujur saya obat, kalau tidak saya tidak rawat, ketika ditanya pernah berhubungan dengan sesama jenis jawabnya pelan dan ketika ditanya lagi malah membuat pengakuan mengagetkan punya pasangan sesama pria 60 orang," katanya.

Ia menyampaikan hingga saat ini secara garis besar penularan HIV dan AIDS disebabkan oleh empat faktor yaitu berhubungan seks bebas, berhubungan sesama jenis, penggunaan narkoba dan penularan dari ibu ke anak.

Dari data yang ada di Sumbar pada 2016  dari 186 orang penderita HIV, 40 orang tidak mengaku apa penyebabnya, tetapi dari yang tersisa 140 orang, sebanyak 70 orang karena berhubungan sesama jenis antara laki-laki dengan laki-laki, ujarnya.

Lebih lanjut ia pernah menemukan pelaku penyuka sesama jenis tersebut mulai dari tingkat SMP hingga usia 70 tahun dan tidak memandang profesi.

Sebelumnya Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS kota Padang dr Zubir Yunis mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk mennyembuhkan AIDS dan yang dapat dilakukan hanya mencegah agar tidak semakin berkembang.

Oleh sebab itu sosialisasi terhadap HIV-AIDS menjadi penting sehingga pengetahuan publik tentang risiko dan bahayanya semakin meningkat bertujuan mencegah terjadinya penularan, kata dia.