Pekanbaru (Antaranews Sumsel) - Ratusan wisatawan memadati Puncak Aliantan di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, untuk menikmati pagi pertama pada 2018 bersama fenomena "Samudra Awan", Senin.
Kepala Desa Aliantan, Muhamad Rois Zakaria kepada Antara di Pekanbaru mengatakan, ratusan wisatawan mulai berdatangan ke tempat wisata baru itu sejak hari terakhir tahun 2017 pada tanggal 31 Desember. Sediktinya 200 wisatawan rela kemping di kawasan hutan gugusan Bukit Suligi itu demi melihat fenomena "samudra awan".
"Padahal, malam tahun baru turun hujan gerimis," katanya.
Bahkan, salah seorang wisatawan itu adalah Warga Negara Malaysia bernama Jaafar Idris. Ia dengan bangganya menikmati pagi pertama 2018 di Puncak Suligi yang dingin.
"Ada warga Malaysia saat pergantian tahun 2018. Semoga perjalanannya menyenangkan dan membawa berkah," katanya.
Puncak Aliantan merupakan destinasi baru yang kini "viral" di media sosial, lokasi tepatnya di Desa Aliantan berjarak sekitar 120 kilometer dari Kota Pekanbaru, dan bisa ditempuh sekitar dua jam dengan kendaraan bermotor.
Desa ini memiliki puncak tertinggi, sekitar 812 meter di atas permukaan laut (mdpl), dijejeran Bukit Suligi.
Pada pagi hari pada puncak tersebut terjadi fenomena alam berupa gugusan alam yang menggulung-gulung seperti ombak, sehingga disebut warga setempat dengan "samudra awan".
Rois menjelaskan, sejak 2016 dirinya secara swadaya membentuk kelompok sadar wisata bernama "the care taker" yang diisi oleh pemuda pencinta alam di sana. Mereka tidak hanya menjaga tempat itu, melainkan juga sebagai pendamping wisatawan, porter dan juga menjaga keamanan.
Terhitung sejak Januari 2016 paket wisata ini dibuka, hingga akhir tahun 2017 ada lebih dari 5.000 wisatawan berkunjung. Keunikan lain dari wisata baru tersebut adalah alamnya yang masih cukup terjaga. Pada pagi hari di puncak Aliantan wisatawan bisa menunggu fajar sambil mendengarkan suara binatang seperti kera siamang yang banyak di sana.
Kelompok sadar wisata juga membuat fasilitas seperti papan petunjuk arah dan hiasan yang bisa digunakan wisatawan untuk berfoto bersama maupun swafoto (selfie).
Berwisata ke tempat itu juga relatif murah karena tarif bisa disesuaikan dengan kemampuan wisatawan. Namun, apabila wisatawan ingin dipandu sekaligus disediakan makan dan bermalam di sana, kelompok sadar wisata mematok harga maksimal Rp50 ribu per orang.
Berita Terkait
BMKG sebut potensi hujan lebat di 18 provinsi
Minggu, 24 Maret 2024 8:16 Wib
Sumatera Selatan dan sebagian besar wilayah Indonesia kembali berpotensi hujan lebat
Senin, 4 Maret 2024 11:21 Wib
PVMBG sarankan rekayasa jalan antisipasi awan panas guguran Lewotobi
Senin, 15 Januari 2024 9:46 Wib
Dua Super Tucano jatuh usai melakukan manuver formasi menembus awan
Jumat, 17 November 2023 13:27 Wib
BMKG laporkan hujan kian meluas imbas pertumbuhan awan signifikan
Sabtu, 11 November 2023 9:09 Wib
BMKG: Kabut awan di Bengkulu telah bercampur dengan asap
Jumat, 6 Oktober 2023 15:36 Wib
BMKG deteksi awan hujan di sejumlah kota besar Indonesia
Senin, 4 September 2023 11:17 Wib
Ada "negeri atas awan" di Lampung
Senin, 5 Juni 2023 8:26 Wib