Pusri gandeng perusahaan perkebunan buat lahan percontohan

id karet, sawit, pusri, pupuk sriwijaya, produktivitas, kopi, bumn, npk, urea

Pusri gandeng perusahaan perkebunan buat lahan percontohan

Direktur Komersial Pusri M Romli berjabat tangan dengan Dirut PT SMB Kemas Haji Alim seusai penandatanganan MoU di Palembang, Selasa (26/12) (ANTARA Sumsel/Dolly Rosana/17/Ang)

Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) mengandeng perusahaan swasta perkebunan asal Sumatera Selatan PT Sentosa Mulia Bahagia untuk membuat lahan percontohan seluas 5 hektare yang dapat dijadikan referensi petani dalam meningkatkan produktivitas lahannya.

Direktur Komersil PT Pusri M Romli di Palembang, Selasa, seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Direktur PT SMB Kemas Haji Alim, mengatakan, selama ini perkebunan sawit dan karet di Sumsel tidak memupuk tanaman dengan benar sehingga setelah puluhan tahun justru produksinya menurun.

"Melalui lahan percontohan (demontrasi plot/demplot) ini, pemilik kebun dapat melihat dan membandingkan secara langsung bahwa pohon karet dan pohon sawit yang dipupuk dengan benar itu hasilnya jauh lebih banyak," kata dia.

Dengan demikian, Pusri berharap muncul kesadaran dari pemilik kebun untuk memupuk tanamannya dengan benar sehingga produktivitas perkebunan menjadi meningkat.

Untuk menunjang peran tersebut, Pusri selaku BUMN telah mendirikan pabrik pupuk NPK Fusion I dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun. Produk pupuk NPK ini memang dikhususkan untuk tanaman kelapa sawit, karet, kopi dan lada.

Tak cukup hanya satu pabrik, Pusri pada 2018 akan membangun Pabrik NPK Fusion II dengan kapasitas produksi 2x100 ribu ton per tahun. Artinya, Pusri siap melepas 300 ribu ton NPK per tahun pada 2019.

Di sisi lain, potensi penggunaan pupuk NPK di Sumatera Bagian Selatan diperkirakan mencapai 750.000 ton per tahun asalkan perkebunan sawit, karet, dan kopi melakukan pemupukan secara benar.

"Ternyata setelah kami cek di lapangan ternyata belum benar. Contoh nyatanya, 1 hektare kopi hanya menghasilkan 6 kwintal, sementara di Vietnam sudah tembus 3 ton," kata dia.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas di sektor perkebunan ini, Pusri telah mendirikan demplot di empat lokasi yakni di Sungai Lilin berupa tanaman kelapa sawit dan karet, di perbatasan Rawas Hilir berupa tanaman kelapa sawit dan karet dengan luas masing-masing 0,5 hektare, di Kecamatan Kota Agung dan di Kecamatan Gumay Ulu Kabupaten Lahat berupa tanaman kopi masing-masing seluas satu hektare.

Sementara itu Direktur Utama PT SMB Kemas Haji Alim mengharapkan Pusri untuk lebih fokus dalam menyediakan kebutuhan pupuk dalam negeri khususnya di Sumsel.

"Jangan sampai pekebun butuh pupuk, tapi ternyata pupuknya kosong. Bukan hanya menyediakan pupuknya, Pusri juga diharapkan melakukan pendampingan agar pupuk yang dipakai ini tepat sasaran," kata dia.

Ia mengungkapkan ini berdasarkan pengalamannya karena tanaman karet dan sawit yang ditanam pada tahun 1997 saat ini justru mengalami penurunan produksi.

Padahal, dirinya per tahun mengeluarkan uang Rp30-40 miliar untuk membeli pupuk untuk lahan sawit seluas 13.000 hektare, karet 20.000 hektare dan tanaman jabon seluas 4.000 hektera.

"Artinya, pupuk yang dibeli ini tidak tepat sasaran. Bahkan beberapa tanaman kami malah mati sekarang. Ke depan, Pusri harus turun langsung ke pemakai, jangan sampai kami ini dipermainkan para makelar pupuk yang mengatakan bahwa pupuk Pusri itu kosong jadi harus ambil dari Rusia atau Korea," kata Haji Alim.

Pusri beberapa tahun ke depan fokus pada perluasan pasar, atau tidak lagi hanya menjual pupuk urea seperti selama ini. Pupuk NPK dinilai sangat potensial dikembangkan karena luasnya lahan perkebunan di Sumsel dan masih tingginya kebutuhan dalam negeri. Pada 2025, Pusri menargetkan dapat memproduksi sekitar 1 juta ton pupuk NPK.