PT Bukit Asam tandatangani perjanjian hilirisasi batu bara

id ptba. pt bukit asam, pt ba tandatangani perjanjian hilirisasi batu bara, dirut pt ba, arviyan arifin, tambang batu bara

PT Bukit Asam tandatangani perjanjian hilirisasi batu bara

Dokumentasi - Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Arviyan Arifin (kanan) didampingi Sekretaris Perusahaan (kiri) Adib Ubaidillah dalam pertemuan dengan wartawan di Palembang, Jumat (22/7) (ANTARA Sumsel/Indra Goeltom)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menandatangani perjanjian (HoA) hilirisasi batu bara dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk menciptakan produk akhir dengan nilai jual tinggi.

"Kami ingin menciptakan nilai tambah, mentransformasi batu bara menjadi ke arah hilir dengan teknologi gasifikasi, dengan menciptakan produk akhir yang memiliki kesempatan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sekadar produk batubara. Diharapkan akan semakin menguntungkan perusahaan," ujar Direktur Utama Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin di Jakarta, Jumat.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra.

Arviyan Arifin mengatakan teknologi gasifikasi ini memungkinkan mengkonversi batu bara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan Polypropylene sebagai bahan baku plastik.

Setelah penandatanganan perjanjian ini, lanjut dia, pihaknya bersama Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical akan mempersiapkan pelaksanaan Bankable-FS (studi kelayakan), Amdal, dan persiapan pendanaan untuk melakukan proses pengadaan Engineering Procurement Construction (EPC).

"Untuk menunjang kerja sama ini, akan dibangun pabrik pengolahan gasifikasi batu bara pada Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batubara Tanjung Enim, Sumatera Selatan. BACBIE akan berada pada satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8," paparnya.

Ia menyampaikan pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi batu bara direncanakan mulai beroperasi pada November 2022. Diharapkan produksi dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ribu ton Polypropylene per tahun.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik juga mengatakan kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi semua pihak, untuk kepentingan ketahanan energi nasional, dalam pemanfaatan (DME) sebagai bahan bakar, serta pengembangan bisnis petrokimia hasil olahan dari batubara.

"Kita akan memanfaatkan sumber daya di dalam negeri yang belum termanfaatkan berupa low rank coal yang ketersediaannya sangat melimpah hingga 50 tahun ke depan," katanya.

Presiden Direktur  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Erwin Ciputra menambahkan polypropylene berbasis batu bara ini dapat membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Polypropylene domestik.

"Saat ini, produksi Polypropylene belum mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga kerja sama ini akan mengurangi impor yang jumlahnya masih besar dan terus meningkat," katanya. ***3***