Survei : Keinginan pelajar produksi konten positif besar

id pelajar, konten positif, media sosial, medsos, generasi muda, konten negatif

Survei :  Keinginan pelajar produksi konten positif besar

Media sosial (Flickr/ATLAS Social Media)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Keinginan pelajar SMA untuk memproduksi konten positif guna melawan konten negatif dalam media sosial sangat besar, berdasarkan survei yang dilakukan Maarif Institute di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang.

"Sebelumnya bukan tidak mau (membuat konten positif), tetapi tidak tahu. Kalau membaca konten negatif lewat saja, untuk itu kesadaran perlu dibangun," ujar Direktur Program Maarif Institute Khelmy Pribadi di Jakarta, Jumat.

Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui efektivitas pelatihan mengenai konten positif kepada pelajar SMA sehingga diketahui terdapat perbedaan pendapat sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan.

Sebanyak 83 persen pelajar yang mengikuti survei mengaku berkeinginan untuk membuat konten positif, sedangkan sebelum dilakukan pelatihan hanya sebanyak 17 persen yang telah membuat konten positif.

Setelah mengetahui mengenai konten negatif dan konten positif dalam media sosial, pelajar memiliki dorongan untuk berbicara kepada teman dan keluarga mengenai ujaran kebencian.

"Mereka juga jadi mau berbicara, mendiskusikan dan mengambil tindakan berikutnya," ucap Khelmy.

Selain itu, para pelajar mengalami peningkatan kepercayaan diri dalam melawan ujaran kebencian serta memproduksi konten positif untuk memperkuat opininya yang selanjutnya diunggah di media sosial seperti youtube.

Menurut dia, terdapat pergeseran yang signifikan sebelum generasi muda mengetahui tentang konten negatif yang menyebabkan munculnya tindakan intoleransi.

"Lokakarya dapat membuka pengetahuan siswa. Orang bisa tidak merasa yang dilakukan itu bullying," tutur dia.

Survei itu menunjukkan sebanyak 91 persen pelajar menilai konten alternatif daring merupakan cara yang efektif untuk melawan ujaran kebencian.