Puluhan keluarga mengungsi akibat gempa di Lebong Bengkulu

id pengungsi, bpbd, gempa bumi, bengkulu, guncangan gempa, Lebong, tenda pengungsi

Puluhan keluarga mengungsi akibat gempa di Lebong Bengkulu

Dokumentasi- Pengungsi akibat gempa bumi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu mencatat sebanyak 36 kepala keluarga di Kecamatan Lebong Atas terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak berat akibat guncangan gempa bumi berkekuatan 5,1 pada skala Richter (SR) yang melanda daerah itu pada Rabu (6/12).

"Ada 36 kepala keluarga yang terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak berat dan tidak layak tunggu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebong, Fakrurozi saat dihubungi dari Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan warga terdampak gempa bumi itu sebagian mengungsi ke rumah saudaranya dan sebagian mendirikan tenda di samping rumah mereka yang rusak berat.

Petugas BPBD kata dia sudah membantu menyediakan tempat pengungsian dengan mendirikan tenda dan menyerahkan bantuan berupa makanan cepat saji untuk warga terdampak.

Gempa bumi dengan kekuatan 5,1 SR melanda wilayah Lebong pada Rabu (6/12) pukul 03.46 WIB saat sebagian warga masih terlelap dalam tidur.

Pusat gempa menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berlokasi di 3.16 Lintang Selatan,102.15 Bujur Timur atau enam kilometer Barat Daya Lebong pada kedalaman 10 kilometer.

"Gempa dangkal ini yang membuat kerusakan pada bangunan atau rumah warga cukup parah," ucapnya.

Pendataan sementara lanjutnya, sebanyak 218 unit rumah warga di Kecamatan Lebong Atas dan Pelabai rusak akibat guncangan gempa.

Rinciannya, jumlah rumah rusak berat sebanyak 36 unit, rusak sedang sebanyak 77 unit dan rusak ringan sebanyak 108 unit rumah.

Rumah warga yang terdampak gempa itu berada di Desa Tik Tebing, Tabeak Blau, Tabeak Blau I, Daneu, Sukau Kayo, dan Desa Blau.

Saat ini kata Fakhrurozi, petugas BPBD masih melanjutkan pendataan rumah rusak di Kecamatan Pelabai.