Musi Banyuasin dorong penggunaan karet untuk aspal

id karet untuk aspal, aspal, karet, bupati muba, dodi alex, harga karet, produksi karet

Musi Banyuasin dorong penggunaan karet untuk aspal

Bupati Muba Dodi Reza (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera merealisasikan kebijakan penggunaan karet alam untuk aspal infrastruktur jalan.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Palembang, Senin, dalam acara "Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet untuk Bahan Baku Aspal", mengatakan, dengan adanya serapan dalam negeri ini diharapkan petani karet dapat terbantu di tengah anjloknya harga di pasaran dunia.

"Muba siap menerapkan untuk pertama kali. Apalagi kini sudah ada teknologinya," kata Dodi dihadapan para pemangku kepentingan karet se-Indonesia. 

Ia mengatakan, dirinya tergerak untuk mendorong penyerapan dalam negeri ini lantaran Muba merupakan salah satu kabupaten di Sumsel yang paling terpengaruh oleh jatuhnya harga karet alam.

Saat ini di Muba terdapat 250.000 hektare lahan karet, yangmana sebanyak 90 persen dimiliki oleh petani rakyat.

"Petani karet kami saat ini sangat menderita, sehingga membutuhkan langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasinya," ujar putra sulung Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini.

Menurutnya, langkah efektif harus diambil untuk merespon penurunan harga karet ini, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, pemerintah sebaiknya meningkatkan serapan dalam negeri, sementara untuk jangka panjang yakni membangun industri hilirisasi karet.

"Saya perhatikan, setiap kali harga jatuh baru isu hilirisasi muncul, padahal ini seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Ke depan, saya menargetkan setidaknya di Muba ada satu industri hilirisasi karet," kata dia.

Sementara itu, Direktur Pusat Penelitian Karet Bogor Karyudi mengatakan lembaganya sudah menerapkan riset penggunaan karet pada aspal di tiga lokasi.

Lokasi uji coba pertama di Lido, sukabumi dengan jarak 2 kilometer, di Sawangan, Depok sejauh 600 meter dan di Karawang, Jawa Barat sejauh 500 meter.

"Sejauh ini hasil pengamatan kami, jalannya masih mulus. Seperti di Lido, bahkan dengan beban yang overload masih bisa bertahan meski sudah 1 tahun," kata dia.

Berdasarkan riset ini diketahui bahwa kualitas jalan menjadi lebih baik sekitar 50-100 dibandingkan dengan jalan yang menggunakan aspal tanpa campuran karet. 

Perbedaan hanya pada biaya pembuatan jalannya karena ada peningkatan 20 persen jika dibandingkan dengan jalan yang menggunakan aspal tanpa karet.

"Tapi jika dihitung-hitung tetap jauh lebih menguntungkan karena jalan bisa bertahan lebih lama, dari 4 tahun bisa menjadi 8 tahun," ujar dia.

Harga karet alam di Indonesia anjlok dalam tiga tahun terakhir sehingga berpengaruh pada kesejahteraan petani. Penurunan harga ini dipengaruhi oleh banjirnya pasokan di pasaran internasional menyusul adanya negara pemain baru selain Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Saat ini, negara-negara seperti Vietnam, Laos dan Kamboja juga menjadi penjual karet.

Pasokan di pasaran internasional diketahui dalam keadaan kelebihan suplai 2,2 juta ton sehingga harga hanya berkisar 1,1-1,5 dolar AS/kg.

Sementara di tingkat petani rakyat berdasarkan data Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar di Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, per 4 Desember hanya dipatok Rp8.900/kg.